My Blog


Sunday, August 24, 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan

Cetak halaman ini

Kirim halaman ini ke teman via E-mail

Oleh: Muhammad Niam

Seluruh umat Islam kini menyerukan 'Marhaban Ya Ramadhan, Marhaban Ya Ramadhan", selamat datang Ramadhan, Selamat datang Ramadhan. Di masjid-masjid, musholla, koran-koran, stasiun televisi dan radio dan berbagai mailing list, ungkapan selamat datang Ramadhan tampil dengan berbagai ekpresi yang variatif.


Setiap media telah siap dengan dengan sederet agendanya masing-masing. Ada rasa gembira, ke-khusyu'-an, harapan, semangat dan nuansa spiritualitas lainnya yang sarat makna untuk diekpresikan. Itulah Ramadhan, bulan yang tahun lalu kita lepas kepergiannya dengan linangan air mata, kini datang kembali.

Sejumlah nilai-nilai dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa pun marak dikaji dan kembangkan. Ada nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriah seperti: pemulihan kesehatan (terutama perncernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya. Ada lagi aspek spiritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spiritual, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan al-Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Yang juga penting dalam menyambut bulan Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah strategis dalam mengisinya agar mampu memproduksi nilai-nilai positif dan hikmah yang dikandungnya. Jadi, bukan hanya melulu mikir menu untuk berbuka puasa dan sahur saja. Namun, kita sangat perlu menyusun menu rohani dan ibadah kita. Kalau direnungkan, menu buka dan sahur bahkan sering lebih istemawa (baca: mewah) dibanding dengan makanan keseharian kita. Tentunya, kita harus menyusun menu ibadah di bulan suci ini dengan kualitas yang lebih baik dan daripada hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan kegemilangan bulan kemenangan ini dengan lebih mumpuni.

Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai 'Shahrul Ibadah' harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai 'Shahrul Fath' (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai "Shahrul Huda" (bulan petunjuk) harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad Saw. Ramadhan sebagai "Shahrul-Salam" harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai 'Shahrul-Jihad" (bulan perjuangan) harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Ramadhan sebagai "Shahrul Maghfirah" harus kita hiasi dengan meminta dan memberiakan ampunan.

Dengan mempersiapkan dan memprogram aktifitas kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan terasa istimewa manakala melalui perjuangan dan jerih payah. Semakin berat dan serius usaha kita meraih kabahagiaan, maka semakin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Itulah yang dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama yaitu kebahagiaan ketika ia "Ifthar" (berbuka). Ini artinya kebahagiaan yang duniawi, yang didapatkannya ketika terpenuhinya keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kabahagiaan rohani karena terobatinya kehausan sipritualitas dengan siraman-siraman ritualnya dan amal sholehnya.

Kedua, adalah kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah kebahagian ukhrawi yang didapatkannya pada saat pertemuannya yang hakiki dengan al-Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.

Akhirnya, hikmah-hikmah puasa dan keutamaan-keutaman Ramadhan di atas, dapat kita jadikan media untuk bermuhasabah dan menilai kualitas puasa kita. Hikmah-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan mutidimensional, mengartikan bahwa ibadah puasa juga multidimensional. Begitu banyak aspek-aspek ibadah puasa yang harus diamalkan agar puasa kita benar-benar berkualitas dan mampu menghasilkan nilai-nilai positif yang dikandungnya. Seorang ulama sufi berkata "Puasa yang paling ringan adalah meninggalkan makan dan minum". Ini berarti di sana masih banyak puasa-puasa yang tidak sekedar beroleh dengan jalan makan dan minum selama sehari penuh, melainkan 'puasa' lain yang bersifat batiniah.

Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktifitas dan ibadah-ibadah dengan ihlas, serta berniat "liwajhillah wa limardlatillah", karena Allah dan karena mencari ridha Allah, kita mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut, yaitu "sa'adatud-daarain" kebahagiaan dunia dan akherat. Semoga kita bisa mengisi Ramadhan tidak hanya dengan kuantitas harinya, namun lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas puasa kita.

Muhammad Niam

Dikutip dari www.pesantrenvirtual.com

Wednesday, August 6, 2008

Meraih Kesuksesan

“Meraih kesuksesan dengan Shalat Tahajjud”

Shalat tahajjud merupakan shalat yang paling utama setelah shalat wajib.

Begitu banyak keutamaan-keutamannya sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an

dan juga hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam. Diantaranya



“Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang

terpuji.” (Al Israa’ : 79).


Semoga Allah menolong kita.



Di dalam banyak ayat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menganjurkan kepada Nabi-Nya

yang mulia untuk melaksanakan shalat malam. Antara lain adalah:


“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjudlah kamu…” (QS. Al Israa’ :

79).



“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb mu, maka sesungguhnya kamu

berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb mu ketika

kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada Nya pada beberapa saat di malam

hari dan waktu terbenamnya bintang bintang (di waktu fajar).” (QS. Ath

Thuur: 48-49).



Allah pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang senantiasa melakukan shalat

malam dan bertahajjud, Allah berfirman:



“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka

memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz Dzaariyaat: 17-18).



Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Tak ada satu pun malam yang

terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya

beberapa raka’at saja.”



Al Hasan al Bashri berkata, “Mereka melakukan shalat malam dengan lamanya

dan penuh semangat hingga tiba waktu memohon ampunan pada waktu sahur.”



Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfiman dalam memuji dan menyanjung mereka:



“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabb

nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki

yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang

disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam macam nikmat) yang menyedapkan

pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

(QS. As Sajdah: 16-17).



Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan apa yang mereka

lakukan adalah shalat malam dan meninggalkan tempat tidur serta berbaring di

atas tempat tidur yang empuk.”



Al ‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Cobalah renungkan

bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi

dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui

oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan

gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat

malam dengan kesenangan jiwa di dalam surga.”



———————————————–

1. Menjauhi perbuatan dosa dan maksiat

2. Tidak meninggalkan tidur siang karena itu adalah sunnah

Al Hasan al Bashri bila datang ke pasar dan mendengar hiruk pikuk orang

orang di sana, ia berkata, “Aku mengira malam mereka adalah malam yang buruk

(karena tidur nyenyak dan tidak bertahajjud), mengapa mereka tidak tidur

tengah hari?”

3. Tidak memperbanyak makan

4. Tidak membebankan fisik di siang hari

5. Mengamalkan sunnah saat tidur
——————————————

** Keadaan Salafush Shalih di Malam Hari **

9. Imam Malik bin Anas rahimahullah.

Al Mughirah berkata, “Aku pernah keluar pada suatu malam setelah orang orang

benar benar telah tertidur, lalu aku melintasi Malik bin Anas, aku

melihatnya tengah berdiri melakukan shalat. Tatkala dia selesai dari bacaan

al Faatihah, dia mulai membaca surat at Takaatsur:



‘Bermegah megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu), dan

janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu

mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar benar akan

melihat Neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar benar akan melihatnya

dengan ‘ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang

kenikmatan (yang kamu megah megahkan di dunia itu).’



Lalu dia menangis cukup lama dan kemudian dia pun mengulangi ayat ini dan

kembali menangis. Apa yang aku dengar dan aku lihat dari sosok Malik ini

telah membuatku melupakan keperluanku yang membuatku keluar untuknya. Tiada

henti hentinya aku berdiri, sedangkan dia tetap mengulang ulang ayat

tersebut dan menangis hingga terbit fajar. Tatkala dia melihat fajar telah

jelas, barulah dia ruku’. Kemudian aku pulang ke rumahku, lalu aku berwudhu’

dan kemudian pergi ke masjid, tiba tiba Malik sudah berada di tempatnya (di

masjid) dan jama’ah ada di sekelilingnya. Tatkala memasuki waktu Shubuh, aku

melihat pada wajahnya tampak cahaya dan keindahan darinya.”

Abstrak lain tentang Panduan Lengkap Shalat Tahajjud

Daftar Pustaka

Panduan Lengkap Shalat Tahajjud oleh Penulis : Muhammad bin Su’ud al ‘Arifi Pustaka Ibnu Katsir 2007,250 Halaman

Tuesday, August 5, 2008

BikingAdventuresimPATIzone

Biking Adventure simPATIzone

Selamat and Sucsess para rekan-rekan yang ikut memeriahkan Adventure simPATIzone Telkomsel 27 Juli 2008.

Thanks buat Telkomsel sebagai sponsor, semoga kami pencinta sepeda di Maminasata and B2W semakin bersemagat dan tetap mencintai sepeda. Tak lupa juga saya ucapkan trima kasih kepada

pak Syakri dari LCC yang telah mendokumentasikan

moment yang sangat meriah dan asyik.

Salam sukses dan Spirit,

SL