My Blog


Thursday, July 30, 2009

Pintu-pintu Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah kata yang paling enak didengar, indah untuk dibayangkan namun paling pahit untuk diraih. Sebab kebahagiaan sudah menjadi cita-cita yang tertulis di setiap benak manusia. Di setiap pagi, siang, sore maupun malam telah menjadi topik yang hangat untuk selalu dibicarakan. Jika di suatu tempat ada kebahagiaan, maka manusia pun berbondong-bondong menuju kesana walaupun melintasi aral dan duri.

Banyak orang yang berangan-angan dan berkata, “Aku ingin bahagia”, namun ketika dihadapkan kepada jalan menuju kebahagiaan, maka ia berkata, “Itu bukan jalan hidup saya, saya tidak mau menempuh jalan itu, dan berbagai alasan lainnya setelah ia mengetahui bahwa jalan menuju kebahagiaan itu begitu terjal dan dipenuhi dengan onak dan duri. Hal ini menunjukkan bahwa kesungguhannya meraih kebahagiaan hanyalah isapan jempol.

Demikianlah jalan kebahagiaan yang telah digariskan oleh Allah –Ta’ala-, penuh dengan rintangan dan cobaan. Hal ini untuk mengetahui benar tidaknya pengakuan keimanan seorang hamba. Sebagaimana firman Allah –Subhana Wa Ta’ala-,

“(Dialah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk: 2)

Namun sayangnya, karena ketidaksabaran dan mengikuti hawa nafsu membuat kebanyakan manusia enggan menempuh jalan kebahagiaan yang telah ditetapkan oleh Allah –Ta’ala-. Jalan-jalan kebahagiaan yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul, telah ditinggalkan oleh kebanyakan orang.

Ketika mengajak manusia untuk men-tauhid-kan Allah, menegakkan sunnah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan mentaati para ulama dan penguasa dalam hal yang ma’ruf, maka kita akan mendapatkan perlawanan yang hebat dari kaum muslimin sendiri. Ironinya, justru yang paling keras kebenciannya adalah orang-orang yang dianggap paham agama, karena merasa seruan tersebut sebagai penghalang dakwah dan bertentangan dengan tujuan kelompok.

Oleh karena itu, kali ini buletin akan memaparkan beberapa jalan menuju kebahagian baik di dunia maupun di akhirat berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih :

  • Bertaqwa kepada Allah –Ta’ala-

Kata “TAQWA” sering terlintas di telinga kita dari lisan para khotib dihari jum’at. Namun, begitu banyaknya kaum muslimin yang menyepelekannya hingga kehidupannya sangat jauh dari bingkai ketaqwaan.

Lantas apa TAQWA itu? Para ulama telah menjelaskan batasan dan definisi taqwa. Diantaranya, Al-Imam Ar-Roghib Al-Ashfahani mendefenisikan, ”Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa , dengan cara meninggalkan apa yang dilarang, dan hal itu menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”[Lihat Al-Mufrodat fi Ghoribil Qur’an (hal. 545)].

Al-Imam An-Nawawi mendefenisikan taqwa dengan, ”Mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.”[Lihat Tahrir Alfazh At-Tanbih (hal. 322)].

Oleh karena itu, orang yang tak menjaga dirinya dari perbuatan dosa, dan mengabaikan perintah Allah, maka dia bukanlah termasuk orang yang bertaqwa. Padahal, ketaqwaan itu merupakan kunci kebahagiaannya di dunia dan diakhirat. Allah –Ta’ala- berfirman,

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi rezki dari arah yang dia tidak sangka-sangka”(QS. Ath-Thalaq :2-3).

Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, ”Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rezki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas di benaknya.”[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4/400)]

Bahkan Allah – Subhana Wa Ta’ala- menjanjikan bagi orang-orang yang bertaqwa, akan dilimpahkan berkah dari langit dan bumi sebagaimana firman-Nya,

“Jikalau sekiranya penduduk negri-negri itu beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri” . ( Al-A’raf :96).

Karenanya, setiap orang yang menginginkan kebahagiaan dan keluasan rezki serta kemakmuran hidup, maka hendaknya ia mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Janganlah mencari kebahagian itu dengan cara yang haram bahkan sampai bersusah payah ke dukun, sebab dukun itu sendiri bersusah payah mencari kebahagiaannya dengan cara menipu manusia.

  • Bertaubat dan ber-istighfar .

Kebanyakan manusia, menyangka bahwa istighfar dan taubat cukup dengan lisan saja. Sehingga istighfar-nya tidak memberikan pengaruh didalam hatinya dan anggota badannya. Akhirnya, ia tak jujur dalam taubatnya, dan terus larut dalam dosa.

Para ulama telah menjelaskan hakekat taubat dan istighfar. Diantaranya Al-Imam Ar-Roghib Al-Ashfahani menerangkan, ”Dalam istilah syara’, taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukannya, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan memperbaiki amalan (yang sholeh) dengan cara mengulanginya. Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna”. [Lihat Al-Mufrodat fii Ghoribil Qur’an (hal. 83)]

Al-Imam An-Nawawi berkata,” Para ulama berkata, ”bertaubat dari seluruh dosa hukumnya adalah wajib. Jika dosa itu antara hamba dan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak orang lain, maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatannya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah. Jika taubatnya berkaitan dengan orang lain, maka syaratnya ada empat. Yaitu, ketiga syarat yang telah disebutkan diatas dan ke empatnya, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya, maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya, maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.”[Lihat Bahjatun Naazirin Syarh Riyadhish Sholihin (hal. 49)]

Pembaca yang mulia, istighfar dan taubat merupakan sebab-sebab kebahagiaan seseorang dan sebab keluarnya karunia Allah –Ta’ala- dari langit dan bumi. Sebagaimana yang telah diucapkan Nabi Nuh –‘alaihi salam- kepada kaumnya di dalam Al-Qur’an,

“Maka aku katakan kepada mereka,’mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai,( QS.Nuh :10-12).

Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata, ”Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadanya dan kalian senantiasa mentaatinya, niscaya Dia akan membanyakkan rezki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang didalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)”(Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4/449)]

Begitu besar dan banyaknya buah dari istighfar dan taubat berupa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Bahkan, barangsiapa yang ingin diberi kebahagiaan yang terus menerus, maka hendaklah selalu beristighfar dan bertaubat berdasarkan firman Allah,

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”(QS. Hud :3)

Oleh karena itu, seyogyanya bagi seorang muslim untuk senantiasa mengamalkan amalan ini. Sebab, dengan melaksanakannya, Allah akan menjamin kebahagiaannya dan menganugrahkan kenikmatan yang baik sampai pada waktu yang telah ditentukan.

  • Berinfaq di Jalan Allah

Infaq atau sedekah merupakan amal kebaikan yang memiliki kedudukan yang tinggi didalam islam. Selain sedekah mendekatkan diri seorang hamba kepada Allah – Subhana Wa Ta’ala-, ia juga makin mempererat hubungan antara sesama manusia. Sebab, sedekah dapat melapangkan kesempitan, menghentikan dari meminta-minta, membantu orang yang lapar menjadi kenyang, memberikan kegembiraan kepada anak kecil, menyenangkn hati orang dewasa dan menciptakan kebahagiaan ditengah-tengah kaum muslimin.

Begitu banyaknya keutamaan sedekah sehingga ia bisa menjadi perisai dari api neraka. Memang wajar jika sedekah menjadi salah satu jalan menuju kebahagiaan. Banyak dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan bahwa orang yang berinfaq di jalan Allah akan diberi ganti oleh Allah di dunia, dan ia akan meraih pahala yang besar di akhirat. Allah – Azza Wa Jalla- berfirman,

“Dan apa saja yang kamu infaq-kan, maka Allah akan menggantinya. Dan Dialah Pemberi rizki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ :39).

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Betapapun sedikitnya apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/595)]

Allah berjanji akan menggantikan apa saja yang diinfakkan di jalan-Nya. Sedangkan janji Allah adalah benar, tak ada keraguan di dalamnya. Karenanya, seyogyanya kaum muslimin berlomba untuk meraihnya, dan jangan takut dan ragu terhadap janji Allah, saat setan menakut-nakutimu dengan kafakiran. Allah - Azza Wa Jalla-berfirman,

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 268)

Saat menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas -radhiyallahu anhu- berkata, ”Dua hal dari Allah dan dua hal dari setan.”Setan menjanjikan(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan”. Setan itu berkata, ’jangan kamu infakkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kamu membutuhkannya’. ”Dan dia menyuruhmu berbuat kajahatan (kikir). Dua hal dari Allah, “Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya”, yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, dan “ karunia” berupa rizki. [Lihat Tafsir Ath-Thabari (5/571/ no. 6168).

Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pula telah memberi kabar gembira kepada kaum muslimin agar jangan takut bersedekah. Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدُ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

“Sedekah itu tidak mengurangi harta ; Allah tidak menambahkan kepada seorang hamba karena memberi maaf, kecuali kemuliaan; tidaklah seorang merendah hati karena Allah, kecuali derajatnya akan diangkat oleh Allah”. [HR. muslim dalam Kitab Al-Birri (2588)]

Walhasil , inilah beberapa jalan-jalan kebahagiaan yang sempat kami sajikan. Masih banyak jalan-jalan yang belum sempat kami sebutkan karena keterbatasan ruang. Pegang teguhlah amalan-amalan ini, niscaya kalian akan bahagia di dunia dan akhirat. Sebab kebaikan adalah dengan berpegang teguh terhadap sesuatu yang disyari’atkan Allah; keburukan segala-galanya adalah dengan berpaling darinya. Allah -Ta’ala- berfirman,

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia ‘Ya Tuhanku, mengapa engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?. Allah berfirman,’Demikianlah, telah dating kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya dan begitu(pula)pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Thoha: 124-126).

Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 103 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)

Dikutip dari http://almakassari.com

Wednesday, July 29, 2009

TIPS MENGAKSES ADI SADAR/ENERGI ALAM BAWAH SADAR (infomasi spiritual)

Adi Sadar, atau kesadaran yang super, atau inner strength of our mind, atau magic power of our mind, atau kehebatan alam fikiran berada didalam alam bawah sadar manusia.

Karena itu, berbagai buku tulisan barat yang membahas tentang mystery kekuatan gaib manusia, umumnya menyebutnya sebagai Kekuatan Alam Bawah Sadar

Kalau para pembaca pernah melihat berbagai penayangan tentang hipnotisme di televisi, itulah sedikit pembuktian bahwa alam bawah sadar manusia itu menyimpan potensi yang sangat hebat untuk dimanfaatkan guna berbagai kepentingan, termasuk hypnoterapi.

Hypnoterapi biasanya dipraktekan oleh mereka yang telah mempelajari teori dan praktek tentang hypnotisme.

Hypnoterapi biasanya digunakan untuk mengobati orang yang terkena psykhosomatis, seperti trauma dan dipresi berat yang merusak faal tubuhnya sehingga lumpuh, sakit jantung, stroke dsb.

Enerji yang digunakan oleh para therapist hypnotherapy itu adalah kekuatan Adi sadar, yang dimilikinya kemudian dialirkan/diimbaskan kepada sisakit dengan menggali dan membangkitkan kekuatan bawah sadar sisakit.

Jadi sebenarnya yang mengobati sipasien psykhosomatis adalah tenaga adi sadarnya sendiri yang dibangkitkan oleh therapist Adi Sadar/hypnotherapist.

Tanpa memiliki kekuatan alam bawah sadar, sipasien tidak akan sembuh. Sama seperti manusia memiliki sel darah putih untuk anti body. Obat dari dokter, misalnya antibiotika, tidak akan bermanfaat bilamana manusia tidak memiliki sel darah putih.

Kita dapat mengakses, membangkitkan dan memanfaatkan kekuatan adi sadar/ kekuatan alam bawah sadar kita dengan cara sebagai berikut:

· Pertamakali adalah kita kuatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan berprinsip kepadanya. Kepadanya kita menyembah an kepadanyalah kita minta pertolongan, agar tidak terseret iblis pada saat kontemplasi/meditasi. Untuk muslim, lakukan wirid Alfatihah sebanyak mungkin, minimal 9 kali secara khusus sambil meresapkan makna dari ayat-ayatnya ( pelajari dulu tafsirnya, hafalkan dan resapkan artinya).

· Lakukan latihan pernafasan segitiga, yaitu tutup mata, tarik nafas pelan- pelan dari hidung 9 hitungan; tutup mata, tahan nafas dan tahan diperut 9 hitungan; tutup mata lepaskan nafas pelan pelan 9 hitungan, sambil duduk bersila, punggung tegak lurus…..lakukan siklus tersebut berulang ulang bertahap dan berlanjut mulai dari 3 menit nonstop, 6 menit, 9menit dst, semampunya.

· Lakukan latihan kontemplasi/meditasi dengan posisi telentang diatas tempat tidur, semua pakaian dilonggarkan, ditempat yang sepi. Untuk muslim, bacakan dalam hati surat Alfatihah 9 kali sambil diresapkan maknanya, sebagai benteng gaib terhadap gangguan iblis yang kemungkinan menyeret kita pada saat meditasi. Sambil wirid Alfatihah, kosentrasikan Pancaindera kepada bunyi dan getaran detik jantung dijantung dan seluruh pembuluh darah balik. Kalau sudah terasa, konsentrasikan kepada desiran jalan darah dari jantung keseluruh tubuh. Kalau sudah terasa, lakukan relaksasi beberapa menit sekuatnya. Kalau sampai tertidur, tidak apa. Lakukan latihan ini sekitar 30-60 menit sekali latihan. Lakukan minimal seminggu sekali.

· Kalau proses diatas sudah lancar, mulai melakukan uji coba mengakses adi sadar kita denga memberikan sugesti atau perintah kepada adi sadar kita pada saat menjelang tidur. Caranya adalah setelah kita melakukan kontemplasi seperti diatas, perintahkan kepada adi sadar agar kita dibangunkan jam 2 malam atau jam 3 malam, pada sat kita lelap. Kalau proses latihan kontemplasi anda sudah baik dan benar, maka pasti anda akan terbangun tengah malam sesuai pesan anda. Kalau sudah terbangun, segera lakukan shalat tahajud, mengucap syukur kepada Allah SWT. Berarti anda sudah diizinkan Tuhan punya lisensi untuk mulai berselancar didunia metafisika, bersenang senang menikmati kebesaran Allah SWT.

· Setelah melakukan uji coba seperti itu berulang kali, mulailah memerintahkan adi sadar untuk membangkitkan kemampuan Gerak Rasa. Yaitu menggerakan anggota tubuh dan pancaindera anda, oleh kekuatan bawah sadar, bukan perintah otak kiri dan kanan. Mulai dengan memerintahkan tangan anda bergerak sendiri, bergetar, memijit dll. Bila sudah lancar, mulai perintahkan mengobati sakit anda sendiri, misalnya tangan disuruh memijit kepala anda yang pusing atau tubuh yang pegal. Kalau sudah lancar, anda akan merasa aneh bahwa tangan anda bisa begerak sendiri mengobati penyakit anda, padahal anda tidak pernah belajar memijit.

· Bila semua diatas sudah lancar, mulai melakukan eksperimen lebih jauh dan mendebarkan…….nanti kita ketemu lagi ditulisan selanjutnya……Sampai jumpa!

Mari Menyongsong “Training Ramadhan”

E-mail Print PDF
Jadikan bulan Ramadhan mendatang sebagai sarana untuk mendapatkan kekuatan, baik lahir maupun batin. Seolah menjadi tempat training memperkuat spiritual

www.hidayatullah.com--Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta’ala masih mempertemukan kita lewat media yang kita cintai ini. Suhu politik di negeri kita masih terasa cukup tinggi. Kita memohon agar kaum Muslimin senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala marabahaya dan ekses negatif akibat makar orang-orang yang tidak menyukai dakwah Islamiyah, di balik permainan politik ini. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Beberapa bulan ini, bangsa Indonesia disibukkan oleh suatu perhelatan politik bernama pemilihan umum. Meski hasilnya belum maksimal, namun ini adalah bagian dari sebuah proses tarbiyah bagi umat, yang sekaligus berarti sebagai tantangan. Di masa depan kita perlu membuat program yang lebih baik dan variatif, agar semakin banyak umat yang menyadari pentingnya berhati-hati dalam memilih pemimpin. Sosok pemimpin yang diusung, adalah cermin dari komunitas umatnya, yang sekaligus berarti menjadi ukuran sejauh mana tingkat pencapaian program para juru dakwah.

Yang terpenting bagi kita di masa depan adalah, hendaklah kita tetap teguh. Marilah kita semakin merapatkan barisan satu sama lain. Badai boleh saja terus menerjang, namun semangat persaudaraan dan kekompakan wajib dipelihara dan ditingkatkan.

Kita sangat menyadari, betapa pengaruh politik sangat kuat. Saudara-saudara kita di lingkungan Nahdhiyin yang sudah mapan tradisinya saja, terkena dampak. Itu artinya arus pusaran politik yang terjadi tidak kecil. Oleh karena itu, kita memerlukan perahu yang kokoh dengan nakhoda kepemimpinan umat yang cerdik dan terampil. Agar kita semua tetap dalam keseimbangan.

Kita yakin di atas makar manusia ada rekayasa Ilahiyah yang berpihak pada kemenangan Islam. Sedang tugas kita adalah terus bergerak. Jangan sampai berhenti berikhtiar.

Saat ini kita berada dalam suasana menjelang Ramadhan. Marilah kita siapkan diri untuk menerima training di bulan Suci. Jadikan bulan Ramadhan sebagai sarana mendapatkan kekuatan, baik lahir maupun batin; materil maupun spiritual. Pertajamlah akidah di bulan ini dan perdalam di Ramadhan nanti. Jaga dan tingkatkan aspek ibadah, ukhuwah, dan program-program yang dapat memberdayakan ekonomi umat melalui zakat, infak, dan sedekah.

Dengan akidah yang kuat dan tauhid yang kokoh, maka kita akan menjadi sosok pribadi yang tegak dan berkepribadian. Tidak ada hal yang paling dibutuhkan saat ini melebihi sosok pribadi yang berkarakter dan berkepribadian.

Orang yang rapuh pribadinya akan dengan mudah diombang-ambingkan oleh zaman. Banyak orang bingung lantaran pribadinya terbelah, tidak utuh, dan tidak tegak. Dengan ibadah yang baik kita akan menjadi orang yang terpelihara. Melalui ukhuwah kita sebarluaskan kenikmatan dan menjaring kekuatan.

Kita menyadari bahwa pada dasarnya budaya umat Islam itu sudah berjalan, tinggal mengemas dan mengasahnya saja lagi. Sekarang (di bulan Sya’ban) inilah momentumnya. Apalagi saat kita sekarang sedang menghadapi problema demokrasi. Terutama bagi pemimpin-pemimpin spiritual, seperti muballigh-muballigh, para ustadz, kiai, juru dakwah, harus lebih mempertajam komunikasinya dengan Allah. Tingkatkan intensitasnya, perbanyak kesempatannya.

Semoga Allah SWT senantasa mengaitkan hati kita sehingga kelak akan terbentuk sebuah kekuatan yang lebih besar lagi, untuk tegaknya ‘izzul Islam wal Muslimin. Amin.* [Abdurahman Muhammad/SAHID/www.hidayatullah.com]

Monday, July 27, 2009

Modal Entrepreneur

4 Modal Menjadi Entrepreneur (Ternyata Bukan Uang)

Wimar's World
28 March 2007

Inspirasi dari Entrepreneur

Laporan oleh Hayat Mansur

Walau banyak kasus korupsi dan persoalan lainnya, ekonomi negara kita bisa tetap berjalan. Ini tentu saja berkat ada penggerak-penggerak di masyarakat yang tidak tergantung pada peraturan dan pemerintah. Mereka yang jarang diketahui orang ini disebut entrepreneur. Ini beberapa dari mereka dan upaya yang telah dilakukan untuk menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita.

Wimar’s World Rabu malam (28/3) menghadirkan tiga orang entrepreneur yaitu Bob Sadino (pemilik supermarket Kem Chicks), Hadrijanto Satyanegara (PR Manager Patrakom), dan Fred Hehuwat (salah satu pendiri Yayasan ASHOKA Indonesia). Mereka adalah orang-orang yang tidak putus asa bahkan bersemangat dan memberi contoh kepada kita. Berikut potongan percakapan mereka dengan Wimar Witoelar.

Empat Modal Entrepreneur

Wimar: Katanya, Anda dulu pelaut, lalu bagaimana Anda bisa sampai menjadi entrepreneur dengan membuka supermarket?

Bob: Sederhana saja. Saya dulu bekerja di negeri Belanda dan berkeliling Eropa. Ketika kembali ke Indonesia, saya melihat telor di sini berbeda dengan telor yang saya lihat di Eropa.

Wimar: Apa bedanya?

Bob: Beda bentuknya. Jadi, saya meminta orang mencari ayam yang bisa bertelor.

Wimar: Apakah saat itu Anda sudah ahli ayam atau telor?

Bob: Salah satu faktor saya menjadi seperti saat ini karena saya beruntung tidak mengetahui apa-apa.

Wimar: Apakah Anda mempunyai banyak teman di bank yang bisa menyediakan modal?

Bob: Bank hanya untuk menabung saja

Wimar: Jadi tidak betul orang membutuhkan modal untuk membangun usaha baru.

Bob: Apa pengertian modal itu? Banyak orang hanya menterjemahkan modal itu hanya benda yang bisa dilihat dan dihitung saja, pokoknya uang. Sebetulnya ada modal yang tidak bisa dilihat. Ini modal pegangan bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu,

  1. Harus mempunyai kemauan
  2. Tekad yang bulat
  3. Keberanian mengambil peluang. Ada sejuta peluang di luar sana termasuk di dalam badan kita sendiri

Wimar: Bob, saya bertemu banyak sekali orang yang ingin menjadi enterpreuner. Katanya, itu susah sekali karena iklim tidak kondusif, peraturan tidak berpihak pada pengusaha. Bagaimana ini Bob?

Bob: Ketiga faktor tadi belum membuat seseorang untuk masuk menjadi enterpreuner. Faktor keempat adalah Anda jangan cengeng dan tahan banting.

Manfaatkan Teknologi

Wimar: Kita beralih ke Hadrijanto. Perusahaan Anda menyediakan sarana telekomunikasi di perusahaan terpencil. Bagaimana perusahaan Anda bisa berbisnis di daerah terpencil?

Hadrijanto: Kita melihat ada peluang usaha dan keterbatasan saran telekomunikasi terutama di luar Pulau Jawa. Mereka mempunyai kebutuhan dan terkadang mereka memiliki uang. Telekomunikasi itu bukan lagi kebutuhan sekunder tapi sudah primer. Karena itu kita berupaya membantu menyediakan sarana telekomunikasi di daerah terpencil.

Wimar: Berapa banyak dan dimana contohnya?

Hadrijanto: Di Kalimantan Timur seperti di daerah pedalaman Samarinda, Tabang. Kalau sekarang jumlahnya sekitar 150 unit

Wimar: Jadi karena daerah terpencil maka mereka mesti wireless. Jadi dipergunakan satelit.

Hadrijanto: Iya, kita mengadakan warung telekomunikasi satelit (Wartelsat).

Wimar: Kuncinya di sini mahal tapi kok bisa dikerjakan dan orang tidak membayar mahal. Jadi, siapa yang memberikan dukungan sehingga ini tersedia?

Hadrijanto: Sebenarnya yang mendukung itu teknologi. Kita memanfaatkan teknologi yang ada. Kita melakukan rekayasa teknologi di dalamnya sehingga kita bisa. Secara kualitas memang tidak bisa mencapai seperti cyber atau berlangganan, tapi untuk daerah terpencil cukup memadai agar ada sarana telekomunikasi.

Wimar: Apakah investasi itu akan kembali dari sisi uang?

Hadrijanto: Mungkin bukan kembali tapi kita berusaha mencapai break event point saja. Itu sudah bagus.

Wimar: Itu mungkin perbedaannya antara perusahaan tempat Anda bekerja dengan Bob Sadino. Kalau Bob, pure entrepreneur yaitu investasi dan uang kembali. Sedangkan Anda, ada yang investasi dan kembali dalam bentuk menyenangkan masyarakat.

Social Entrepreneur ASHOKA

Wimar: Ini yang ketiga Fred Hehuwat. Dia pada 1983 mendirikan Yayasan ASHOKA Indonesia. Saya tahu karena turut mendirikannya, tapi saya tidak tahu kelanjutannya. ASHOKA memakai konsep social entrepreneur. Apa konsep itu dan apa yang dikerjakan Ashoka saat ini?

Fred: Kalau kita biasanya mengaitkan dengan kegiatan ekonomi. Memang lahirnya istilah social entrepreneur ini dari Ashoka. Kalau kita membandingkan sektor ekonomi dan industri yang perkembangannya sangat maju maka bidang sosial seperti pendidikan dan kesehatan tertinggal. Kalau kita melihat kondisi di Indonesia, kondisi sosial merupakan yang sangat parah. Siapa yang menangani ini? Biasanya kita menggantungkan harapan pada pemerintah. Kita semua tahu pemerintah banyak keterbatasannya. Kalau ini tidak ada jalan pintas yang diciptakan maka keadaannya makin lama makin ketinggalan.

Wimar: Apa orang yang dibina ASHOKA?

Fred: Kita membina orang-orang yang memiliki program-program entrepreneur. Awalnya, seseorang melihat keadaan, mengenal lapangan, mempunyai ide cemerlang, mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah, tidak tergantung fasilitas, dan sebagainya, maka ide cemerlang itu akan kita bantu. Kita mencari orang-orang seperti itu.

Wimar: Berapa orang yang sudah dibina sejak 1989?

Fred: Sekarang ada sekitar 140 orang di Indonesia.

Wimar: Ini konsepnya internasional. Kalau dengan contoh konsep internasional, kita mungkin lebih mengerti social entrepreneur itu?

Fred: Kalau kita melihat social entrepreneur yang top adalah Muhammad Yunus dari Banglades dengan program di Grameen Banknya sehingga meraih hadiah Nobel. Idenya itu yang paling unik dan bagus.

Wimar: Kalau saya membaca di brosur Anda, ASHOKA banyak juga bergerak di daerah-daerah. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di sana?

Fred: Saya kira mereka tidak akan menunggu sesuatu tapi melihat keadaan. Kemungkinan-kemungkinannya berbeda. Kendalanya juga berbeda. Jadi mereka sama sekali tidak menunggu sesuatu dari luar. Dari mereka sendiri tumbuh ide, "Oh, keadaannya begini. Ini yang bisa saya lakukan."

Wimar: Bagaimana Anda memilih orang yang akan dibina itu?

Fred: Saya kira kita memang memilah-milah orang terutama berdasarkan penilaian,

  1. Apakah idenya itu baru?
  2. Apakah orang yang melakukan itu, menurut penilaian kami, mempunyai kemampuan?
  3. Bagaimana dampaknya ide tersebut? Kalau dampaknya kecil maka kita tidak tertarik.

Wimar: Kalau Bob Sadino 50 tahun lalu yaitu saat masih remaja, apakah bisa menjadi pilihan ASHOKA? Apakah syarat-syarat yang ada pada diri Bob itu yang dicari ASHOKA?

Fred: Mungkin sifat-sifatnya iya, tapi bidangnya mungkin tidak. Bob tentu ingin berhasil secara komersial, sedangkan yang kita nilai adalah bagaimana dampaknya pada kehidupan sosial.

Alfi (penelpon dari Bekasi): Saya sangat tertarik dengan Yayasan ASHOKA Indonesia. Bagaimana mekanisme kontrol terhadap orang yang didukung sebagai entrepreneur di ASHOKA?

Wimar: Jadi pertanyaannya bagaimana niat baik orang tersebut bisa dikontrol?

Fred: Pertama, kita memiliki jaringan yang cukup banyak sehingga dapat memberi informasi ke kita. Kedua, kita tentu memonitor bagaimana perkembangan selanjutnya dari orang yang didukung. Sesungguhnya ASHOKA sendiri tidak mau banyak mengontrol. Kalau entrepreneur mau berkembang jangan terlalu banyak dikontrol, jadi kita hanya memonitor saja.

Dampak Perubahan Pemerintah

Wimar: Kita telah mengalami perubahan drastis pemerintahan sejak 1998 hingga sekarang. Jika dibandingkan dengan situasi sebelumnya, apakah ada perbedaan perubahan tersebut untuk masing-masing bidang entrepreneur?

Fred: Sangat berbeda. Dulu kita untuk mendirikan ASHOKA harus mengumpet-umpet. Sekarang sangat leluasa

Bob: Iya ada perbedaan. Tapi Saya dari dulu tidak tertarik dengan pemerintah. Saya hanya ingin kami jangan terlalu banyak diatur-atur karena yang tahu mengenai usaha saya adalah saya.

Hadrijanto: Kalau kita melihat lebih baik sekarang karena peraturan pendukungnya jauh lebih baik dan sikap dari teman-teman daerah juga sudah lebih terbuka.

Dikutip dari http://www.perspektif.net

Thursday, July 23, 2009

Keutamaan Hari Jumat

BEBERAPA KEUTAMAAN DAN KEBERKAHAN

HARI JUM’AT

Oleh : Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i

Hari Jum’at merupakan hari yang paling utama dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barakah. Alloh Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat terdahulu. Dan diantara beberapa keutamaan dan barakah hari yang agung ini adalah sebagai berikut:

Pertama, terdapat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan dan kemuliaan hari jum’at. Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari Kiamat ini tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.Muslim)

Dari Abu Hurairah dan Hudhaifah radhiallahu ‘anhum:

Alloh menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Alloh membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim)

Dan hadits-hadits lain yang menunjukkan besarnya keutamaan hari Jum’at dan keistimewaannya di banding hari-hari lainnya.

1. Di antara keberkahan hari jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-waktu di kabulkannya do’a.

Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mentebut hari Jum’at, lalu beliau bersabda,

Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Alloh Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau membari isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah di hapus? Sementara bagi kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seleruhnya menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil oleh al Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah beserta dengan dalil-dalilnya. (lihat fat-hul Baari II/416-421). Dari semua itu terdapat dua pendapat yang paling kuat yaitu:

Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,

Dari Abu Burdah bin Ali Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata kepadanya, “ Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sehubungan dengan waktu ijabah pada hari Jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)

Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih, bahkan shawaah (benar),” (Syarhul Nawawi li Shahiih Muslim VI/140-141). Sedangkan Imam as-Suyuti rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut) adalah ketika shalat didirikan.” (Risalah Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah)

Kedua, bahwa batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘Ashar. Di antara argumentasinya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sebagian penulis kitab Sunan, dari jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:

Hari Jum’at itu ada dua belas jam. Tidak ada seorang Muslimpun yang memohon sesuatu kepada Alloh dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Alloh. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan al Hakim)

Dan di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, dia mengatakan, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya” (Zaadul Ma’aad I/389,394)

Sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah dari tersamarnya waktu ini adalah memotivasi para hamba agar bersungguh-sungguh dalam memohon, memperbanyak do’a dan mengisi seleruh waktu dengan beribadah, seraya mengharapkan pertemuannya dengan waktu yang penuh barakah itu.” (Fat-hul Baari II/417)

2. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at, bahwa siapa saja yang menunaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan adab dan tata cara yang benar, maka dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at tersebut dengan Jum’at sebelumnya akan di ampuni.

Sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhari dari Salman al Farisi radhiallahu’anhu, Dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu dia diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan di ampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dank e Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)

Sedangkan dalam Shahih Muslim terdapat tambahan tiga hari, Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau bersabda:

Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum’at, kemudian mendirikan shalat semampunya, selanjutnya diam mendengarkan khutbah (imam) hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama imam, niscaya akan di ampuni dosa-dosanya antara Jum’at itu hingga Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi.” (HR. Muslim)

Dalam hadits riwayat Muslim disebiutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut jika ia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)

Pada zhahir hadits ini terdapat syarat untuk menjauhkan al kabaa-ir (dosa-dosa besar) untuk dapat meraih keutamaan gugurnya dosa-dosa kecil.

3. Keberkahan lain yang dimiliki hari Jum’at bahwa di dalamnya terdapat keutamaan yang besar bagi siapa saja yang bersegera pergi ke masjid lebih pagi untuk shalat Jum’at.

Dalam ash Shahihain terdapat hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabat lalu pergi kemasjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi pada jam yang ketiga, maka seakan-akan ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam keempat seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang pergi pada jam kelima maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para Malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir (nasihat/peringatan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at bahwa hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum Muslimin.

Hari ini merupakan hari berkumpulnya kaum muslimin dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jum’at yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta nasihat-nasihat yang ditujukan kepada kaum muslimin yang kesemuanya mengandung manfaat agama dan dunia. Hari Jum’at ini juga memiliki beberapa keistimewaan yang mulia di antaranya disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah sebanyak tiga puluh tiga. Bahkan Imam as-Suyuthi dalam risalahnya, Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah menambahkan keistimewaan tersebut menjadi seratus satu. Akan tetapi sebagian keistimewaan itu bersandar pada hadits-hadits yang lemah.

Maka, sudah sepantasnya seorang muslim memanfaatkan hari yang mulai dan penuh barakah ini dengan melakukan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah, dan mengkonsentrasikan diri pada ibadah-ibadah tersebut sehingga dia dapat meraih pahala yang besar dan ganjaran yang setimpal.

Di nukil dari Kitab “Amalan dan Waktu yang Diberkahi”, penulis: Dr. Nashir bin Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, penerbit Pustaka Ibnu Katsir


dikutip dari http://abuzubair.wordpress.com

Monday, July 20, 2009

Kiat Sukses dunia akhirat dari Nabi

Malu rasanya sering mengutip kiat sukses dari orang barat. Maka yang ini kiat dari Rasulullah. Dijamin lebih mustajab. Saya kutip dari situs Renungan Islam.

HADIS MUTHAHHARAH

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim

Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa

Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya

Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat

Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang

Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat? Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

Dikutip dari ://sepia.blogsome.com

Ketika Doa tak kunjung terkabul

Sering kita merasa lelah dalam berdoa, rasanya apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan. Sebenarnya di dalam Qur’an, Allah sudah menjanjikan bahwa setiap doa akan dikabulkan. Hanya saja kta tidak tahu, dalam bentuk apa wujud terbaik dari terkabulnya doa kita, dan juga kapan doa itu dikabulkan.

Ketika merasa lelah berdoa, saya mengingat dua kisah.

Yang pertama, kisah Tsa’labah. Dia seorang miskin yang minta kepada Rasulullah saw untuk dido’akan agar manjadi kaya (di sini ada pelajaran bahwa minta di do’akan orang lain adalah boleh, juga bahwa bisa jadi do’a sekelompok orang lebih makbul karena suatu kondisi istimewa tertentu).

Rasulullah sempat menolak dua kali. Karena Tsa’labah terus mendesak, akhirnya pada permintaan ke tiga dia di do’akan. Bukan Rasulullah yang menjadikan Tsa’labah kaya, tapi beliau hanya turut mendo’akan. Alkisah, ternak kambing Tsa’labah mendadak berkembang biak dengan sangat cepat (pelajaran berikutnya: uang tidak turun dari langit, jadi tetap ada usaha, dalam hal ini Tsa’labah punya bibit modal kaya yaitu ternak kambing). Tsa’labah kemudian menjadi kaya. Saking banyaknya ternak dia, maka dia menggembala hingga keluar kota. Akibatnya dia sering terlambat sholat Jum’at, bahkan akhirnya tidak sholat Jum’at.

Seingat saya, kisah Tsa’labah berakhir menyedihkan. Kalau tidak salah, dimulai saat Tsa’labah tidak membayar zakat (?) yang menyebabkan Rasulullah tidak mau menemui Tsa’labah hingga wafatnya Rasulullah. Kemudian Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah berikutnya juga tidak mau menerima zakat dari Tsa’labah. Akhirnya Tsa’labah mati merana di masa Umar.

Boleh jadi yang kamu ngotot inginkan memang berpotensi besar menyeret ke dalam kehancuran, karena tidak sesuai dengan karakter dan keadaan seseorang (pelajaran: boleh jadi sesuatu belum dikabulkan karena kita sendiri belum siap untuk menerima hal itu). Demikian pelajaran dari kisah Tsa’labah.

Kisah kedua, lebih mengagumkan. Inilah kisah Ayyub a.s. seorang rasul. Dia seorang kaya yang sangat bersyukur kepada Tuhannya. Kemudian dia diuji dengan kehancuran fisik.

Ayyub adalah seorang kaya dermawan yang shaleh. Dikisahkan bahwa Allah menguji Ayyub dengan kehilangan semua miliknya, terutama harga diri yang direndahkan serendah-rendahnya. Rumahnya roboh, anak-anaknya mati. Ayyub diuji dengan penyakit kulit yang menjijikkan hingga tubuhnya berbau busuk. Hartanya ludes untuk pengobatan. Istri-istrinya minta cerai. Hanya satu istrinya yang masih setia, Siti Rahmah. Ayyub diusir oleh penduduk hingga menyepi di luar desa. Hanya Siti Rahmah saja yang setia mengirimkan bekal untuk Ayyub. (pelajaran : bahkan kehancuran sesorang pun bisa merupakan bukti kecintaan Allah pada hambanya, sesuatu yang mungkin sangat membingungkan secara logika manusia)

Yang mengagumkan, Ayyub berdo’a tak putus-putus hingga 17 tahun!

Lalu Allah berkenan mencabut ujian untuk Ayyub. Dengan air yang memancar di dekat saung tempatnya beribadah, penyakit kulit Ayyub sirna. (pelajaran berikutnya: semua tabib yang hebat hanyalah perantara yang tidak bisa memberikan obat buat Ayyub. Ternyata Allah menurunkan obat untuk Ayyub hanya berbentuk air yang memancar dekat tempatnya berdo’a.)

Kisah-kisah tersebut nyata telah terjadi di masa lampau. Bukan kisah fiktif, bukan dongeng, namun benar-benar kisah nyata. Masih banyak kisah lain yang memberikan berbagai contoh tentang bagaimana do’a, wujud terkabulnya do’a, dan baik buruk suatu permintaan.

Kalau merasa do’a tak kunjung terkabul, sudah berapa lamakah Anda berdo’a? Sudah 17 tahun?


Dikutip dari : //sepia.blogsome.com