Semakin tingginya biaya pengobatan dewasa ini di Rumah Sakit – Rumah
Sakit, memacu bermunculannya para penyembuh yang mengerek bendera
bernama “pengobatn alernatif”. Tak sedikit para pasien yang telah
divonis dokter, mengidap penyakit berat dan harus menjalani pembedahan,
ternyata bisa kembali sehat, setelah menjalani terapi di salah satu
klinik alternatif, bahkan ada yang tanpa harus bersinggungan dengan
pisau bedah.
Para penerapi itu bisa menyembuhkan pasen-pasennya, lewat tenaga yang tidak kasat mata. Ada yang berasal dari tenaga ; bioenergi, biofeedback, prana, chi, qi. guided imagery, biokosmik, teknik relaksasi progresf, energi, energi alam, energi vital, ada pula yang menyebutnya “energi Illahi “
Dan masih banyak lagi nama-nama yang mengacu pada tenaga yang tidak
kasat mata itu, yang sebenarnya maknanya adalah suatu tenaga halus dari
dalam, masarakat awam, sudah lama menyebutnya cukup “ tenaga dalam “
saja.
Sesudah lahir ilmu kedokteran dari Barat, kita diajarkan hanya percaya pada “seeing is believing
“ / percaya pada hal-hal yang kelihatan saja, alias kasat mata, seperti
obat-obatan kimia, jarum suntik, pisau bedah, serta seabreg perangkat
medis yang dewasa ini tampak semakin canggih. Karena itu tatkala muncul
penawaran pengobatan alternatif, tak sedikit orang yang yang sulit
mempercayai cara penyembuhan yang tidak kasat mata, karena tidak
menguunakan obat atau alat apapun .
Tenaga yang dihimpun untuk membangkitkan tenaga penyembuhan tidak
kasat mata itu diantaranya ada yang mengandalkan, olsh pernapasan
dibarengi latihan gerak tubuh, mirip jurus-jurus untuk bela diri, ada
juga yang fokus pada pengetahuan berbagai cakra dalam tubuh, beragam
corak cara meditasi, dll. Hasil dari ketekunan latihan ini, banyak dari
para lulusannya yang membuahkan hasil penyembuhan yang memuaskan bagi
pasien-pasien yang sudah ditangani dokter, tapi belum juga sembuh.
Nah, adakah metode yang lebih gampang, untuk memperoleh
tenaga penyembuhan, tanpa harus melalui ketekunan olah napas,jurus atau
meditasi? Jawabannya, ya, ada!.
Pertanyaan penting itu, adalah bagaimana cara memperoleh akses menuju
pintu gerbang tenaga penyembuhan yang disebut “energi”. Daya itu adalah
melalui gabungann kekuatan ; pikiran, imajinasi positif, ingatan, visualisasi /fantasi dan kosentrasi Itulah
kuncinya. Penggabungan lima kekuatan itu telah penulis praktekan
sendiri sejak tahun 2001. Berdasarkan pengalaman sendiri, beberapa
penyakit berat, dimana pasien seharusnya menjalani pembedahan, ternyata
bisa disembuhkan hanya melalui penggabungan kosentrasi ke lima unsur itu
tadi. Penyakit-penyakit yang bisa disembuhkan menurut pengalaman
penulis itu antara lain, benjolan di payu dara, kista di peranakan,
hernia, tumor di leher ,dll.
.Sudah lama alam pikiran kita terpengaruh oleh pandangan hidup yang rasional,
saintifik dan mekanistik. Pengaruh ini tampak pula pada bidang ilmiah kedokteraan Barat,
kata James. S. Gordon, M.D.Direktur Center For Mind / Body Studies ( Pusat Penelitian
Jiwa Dan Raga ) dan Profesor di Fakultas Psikiatri Dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Keluarga, di George Town University Scholl Of Medicine.
Jauh sebelum bangsa –bangsa Barat menemukan ilmu kedokteran moderen,
para waskita Timur dari India, Cina, Tibet, Timur Tengah, Jepang dan
Indonesia telah mengenal penyaluran energi untuk penyembuhan raga dan
batin. Para ilmuwan Barat, akhirnya mengakui fenomena yang mereka sebut
kekuatan enerji ini, lalu mengadaptasi kearifan dari Timur itu, dan
dewasa ini di Barat lahirlah bidang baru . yang disebut “mind body medicine
“yaitu ilmu pengobatan baru yang disebut” penyembuhan secara holistik, “
yaitu penyembuhan yang mempertimbangkan aspek jiwa dan raga.
”Mereka berargumentasi, penyembuhan dengan tidak kasat mata, bukanlah
fenomena gaib, tapi fenomena ilimiah belaka, yang lalu digolongkan
kedalam bidang magnetisme. Begitu kesimpulan mereka. Fenomena ini, jelasnya lagi, adalah alamiah yang hadir secara mandiri.
Mereka ingin membuktikan logika magnetisme, seperti, tenaga dalam, prana, chi, qi, bioenergi
atau apapun namanya, adalah benar-benar fenomena ilmiah, Seperti salah
satu eksperiman yang dilakukan di tahun tahun 1930-an. Seorang ilmuwan
asal Uni Soviet (sekarang Rusia) bernama Semyon Davidich Kirlian memulai
eksperimennya yang pertama di dunia, dengan menggunakan perangkat
ilmiah atau laboratorium untuk mengungkap keberadaan energi. Dia secara
sungguh-sungguh ingin tahu, melalui suatu proses fotographi yang dapat
menangkap gambar aura, yaitu medan energi yang tampak disekeliling tubuh manusia atau mahluk hidup lainnya.
Kirlian memotret tangan para penyembuh dengan suatu perangkat, apa
yang sekarang disebut “fotographi Kirlian” (di beberapa kota besar di
Indonesia alat ini telah hadir untuk melayani masarakat yang ingin
mengetahui warna auranya. ) Kirlian terus mengamati. Ketika
para penerapi mulai menyalurkan energi penyembuhan, tampak pada foto
jari tangan yang sebelumnya menunjukan bentuk yang mulus, sekarang saat
difoto oleh Kirlian, mulai menampilkan alur cahaya panjang yang keluar
dari tangan dan jari-jari penerapi itu. Jelaslah bahwa suatu peristiwa
yang konkrit (kasat mata ) sedang berlangsung ketika seseorang
menyalurkan energi penyembuhan. Sekaligus fenomena ini menjawab keraguan
orang yang beranggapan, bahwa fenoneman penyaluran tenaga penyembuhan,
semata-mata , kabut misteri / atau penuh kegaiban.
Penyaluran energi penyembuhan yang dialirkan melalui tangan atau
hanya kekuatan pikiran saja, hanyalah fenomena alam, tak ubahnya seperti
fenomena listrik, anda tak akan mampu melihat aliran listrik, namum toh anda yakin listrik bisa dibuktikan secara ilmiah dengan serangkaian alat, minimal dengan alat paling sederhana, seperti test pen.
MENJADI PENYEMBUH
Berangkali timbul keraguan besar dalam benak anda, “Masa sih hanya dengan mengandalkan imajinasi tok?”
pasien bisa sembuh ? Jawabannya ijinkan saya mengutip dari para pakar
penyembuhan enerji asal Amerika, Benyamin O. Bibb & Joseph J.Weed
dalam bukunya, “Amazing Secrets Of Psychic Healing “ ”Batin
manusia itu kreatif secara otomatis. Hal ini berarti bahwa tiap pikiran
dan tiap penghayatan yang diciptakan dalam benak atau batin, memiliki
kebeberadaan yang nyata”, jelasnya
Pengalaman saya berikut ini, berangkali bisa menjadi pertimbangan pemikiran anda, benarkah, yang dijelaskan Benyamin?
Pada tahun 2001 saya dinyatakan lulus dan bersertifikat sebagai
“penerapi” atau penyembuh, melalui metode penyaluran enerji. Suatu kali
kami berlima, para lulusan suatu pelatihan penyembuhan ini, ditugaskan
instruktur di klinik cabang .di Kalapa Nunggal, Pasir Koja. Bandung.
Suatu hari datanglah seorang pasien yang mengaku bernama Kodar, dia
berprofesi sebagi tukang bakso tahu keliling dengan cara dipikul. . Mang
Kodar yang seputar tahun 2001, taksirannya berusia 30-an. mendaftar
pada klinik kami, setelah ia mendengar kesaksian para pasien yang telah
tersembuhkan dengan penyaluran enerji lewat promosi di radio, ia
penasaran berniat mencoba diterapi karena mengidap penyakit semacam
benjolan di lehernya. Benjolan itu lumayan besar, sekira sebesar telur
ayam kampung., memang cukup menghawatirkan melihatnya
Kami berempat waktu itu – seorang lagi penerapi tingkat senior sedang
sibuk menerapi pasiennya – yang masih dalam tingkat magang, tentu saja
antusias, menghadapi pasien yang “istimewa” ini, sehubungan saat magang,
kami belum pernah menemukan kasus penyakit yang berat seperti kasus
tumor besar yang diderita tukang bakso tahu. Jadi Mang Kodar akan kami
“keroyok” berempat.
Maka
kami berempat mulai mencoba mempraktekan, apa yang kami pelajari saat
masa-masa pelatihan. Penerapian berlangsung dalam kondisi mata tertutup (
kelak bila telah terlatih menerapi bisa dilakukan dengan mata terbuka,
yang penting batinnya itu yang bekerja ). kedua tangan saya dan juga
rekan-rekan tidak menyentuh tubuh pasien, bergerak-gerak, sekira satu
meteran dari leher pasien. Namun kelak dalam bebagai praktek penerapian ,
ada juga metode menyentuh pasien, yang diistilahkan, “therapeutic touch”
Setelah kira-kira setengah jaman, selesai sudah prosedur penerapian.
Kami berempat menyarankan pada mang Kodar agar datang ke klinik, setiap
minggu, sampai penyakitnya sembuh.
Kami pun memberikan sebotol air putih dalam kemasan botol plastik
.Air itu secara estafet kami pegang lalu, kami bacakan doa positif,
sambil membayangkan menyalurkan enerji ke dalam air, memohon kepada
Tuhan agar pasien disembuhkan dari penyakitnya Kami anjurkan agar Kodar
meminum air putih itu 3 x sehari, seakan- akan resep dokter saja, kami
anjurkan pula agar ia mengolesi benjolan dengan air, setiap usai minum
“resep” itu
Kodar pun datang tiap hari minggu. Dari pekan ke pekan kami berempat
menyaksikan “telur ayam” di leher Kodar, semakin lembek dan ukurannya
ada perubahan mengarah ke mengecil. Sampailah pada penerapian ke 8
kalinya, apa yang kami lihat ? kami berempat takjub sendiri, apa lagi
sang pasien Kodar. Benjolan itu sudah tak nampak lagi di lehernya,
seolah-olah baru saja dibedah di Rumah Sakit. Anehnya, tak sedikut pun
tampak bekas goresan pisau dan bekas jahitan, sebagaimana halnya kondisi
tubuh yang baru usai di bedah di Rumah Sakit. Leher si tukang bakso
tahu itu, kini tampak mulus , sepertii leher bayi yang baru dilahirkan.
Keajaiban itu menjadi bahan renungan mendalam bagi saya sampai hari
ini..Sayang catatan alamat Mang Kodar, tidak kami simpan dengan baik,
ceroboh memang, entah dimana?padahal itu bernilai dokumentasi amat
penting bagi suatu langkah penyembuhan yang hanya mengandalkan metode
sederhana. Seandainya saja, masih kami simpan, alamat itu, akan kami
tulis disini, biar anda mengecek kebenarannya, pada si tukang bakso itu,
untuk kesaksiannya,bahwa ia pernah mengalami “pembedahan” secara batin.
Namun yang jelas Kodar biasanya menjajakan dagangan bakso tahunya
sekitar terusan jalan Pasirkoja tak jauh dari pintu tol Pasirkoja,siapa
tahu anda bisa bertemu dengannya..
Mang Kodar girangnya bukan alang ke palang, Tak kebayang katanya,
seandainya ia harus ke Rumah Sakit untuk menjalani pembedahan, pasti
biaya operasi itu tidak akan bisa terjangkau olehnya, mengingat ia
hanyalah seorang pedagang kecil
MENGAMBIL PENYAKIT MELALUI MATA BATIN & RASA
Bagaimana proses itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin, Mang Kodar
lehernya , tidak lagi ditumbuhi tumor segede telur ayam kampung? Padahal
kami tidak menggunakan pisau bedah ! Itulah “keajaiban,” dari hasil
berimajinasi, berfantasi, bervisualisasi dan kosentrasi. Inilah
rahasianya,
Kami, berempat para penerapi duduk mengelilingi mang Kodar. Mata
semua penerapi dalam keadaan tertutup, begitupun pasien yang duduk
dihadapan kami, mengatupkan kedua matanya, dan kami suruh berdoa. Saya
lalu berkosentrasi , mengandalkan mata batin saya, berimajinasi seolah
saya sedang memegang pisau bedah, meniru jalannya pembedahan dalam
film-film ilmiah kedokteran. Dalam visualisasi saya, pisau tajam itu
mengiris dan membuka benjolan itu, mengeluarkan isinya, membuangnya ke
dalam ember berisi larutan asam keras. lalu memberikan obat anti
infeksi, memberi obat regenerasi sel baru, berupa cahaya hijau, cahaya
biru untuk meredam rasa nyeri, serta cahaya putih, untuk kesembuhan
total. lalu menjahit untuk menutup luka dan saya mengunci energi saya di
dalam tubuh pasien, agar enerji itu tidak kembali lagi ke tubuh saya.
Semuanya itu hadir hanya dalam ruang “khayalan kreatif” belaka,namun
seolah sangat hidup dalam imajinasi saya. Sudah barang tentu kami pun
khusus berdoa memohon pada Yang Maha Penyembuh Agung, mengabulkan
permintaan kami, agar Mang Kodar sembuh. Penerapi di sebelah saya,
Hariyadi sama seperti saya, mengandalkan mata batinnya, mengoprasi tumor
mang Kodar, tapi saya tak tahu, bagaimana cara dia membedah? Semantara
dua rekan lainnya, Sujak dan Muksin hanya mengandalkan feeling
atau perasaannya, tangan mereka menggapai-gapai di udara, mulutnya
komat-kamit, berdoa, saya pun tidak tahu, entah apa yang
difantasikannya?
Saya dan rekan hanya belajar kosentrasi “menghayal”alias
berimajinasi, itu saja kuncinya.. imajinasi yang positif, membayangkan
pasien bisa sembuh dari penyakitnya. Memang tidak sembarangan imajinasi,
ada metode-metodenya, tapi tidak rumit.
Saya juga pernah “membedah” seorang wanita berprofesi guru. Ibu guru
itu menderita penyakit mioma./kista dalam peranakannya. Prosedur
pengambilan penyakit, sama dengan Kodar, saya terawang dulu dalam
peranakan ibu itu, memang terdapat gumpalan semacam lemak, berwarna
putih kusam. Pasien itu saya bedah dengan imajinasi, memotong gumpalan
itu, membuangnya, dan memberikan obat anti infeksi, memberinya cahaya
putih , cahaya biru dan hijau, lalu menjahitnya. Minggu berikutnya saya
suruh datang lagi. Di luar dugaan, hanya satu kali menerapi, ibu itu
mengaku telah sembuh, dibuktikan lagi dengan keterangan dari dokter di
sebuah Rumah Sakit di Bandung Selatan. Pasien yang lain yang berhasil
disembuhkan dengan metode imajinasi positif ini, adalah seorang gadis
pelayan toko swalayan, yang mengidap bernjolan di payu daranya.
Prosedurnya begitu-begitu saja, saya menghayal di depan pasien dengan
cara membuang benjolan itu.Lama penyembuhan delapan kali pertemuan
setiap hari Minggu.
Mungkin materi pelatihan yang dianggap perlu ketekunan, adalah bagian
pelajaran menyerap energi dari alam, Terus terang saya agak malas, bila
harus bangun pagi-pagi untuk berjemur sembari membayangkan energi
matahari memasuki tubuh sayai, atau pergi ke hutan untuk menyerap energi
pohon, atau begadang di malam hari, untuk menyerap energi bulan, atau
pegi ke pantai untuk menyerap enerji laut. Semua teori itu tidak saya
tekuni, namun pada mata pelajaran “menghayal “atau imajinasi positif,
justru yang paling saya suka. Maklum modalnya tinggal duduk di kamar,
atau di mana saja. itulah modal saya untuk berangkat jadi penerapi.
Namun dengan hasil “menghayal kreatif “ itu, oleh tim instruktur,saya
dinyatakan lulus dengan sertifikat, pada tahun 2001, dengan demikian
saya diijinkan buka praktek Namun seperti yang dikatakan intruktur,
menerapi berkelompok lebih bagus hasilnya dibanding sendirian, maka saya
pun sempat beberapa tahun bergabung dalam satu klinik
Kembali pada rahasia sukses “mengoprasi”tumor mang Kodar, Apa yang
kami lakukan, adalah semata-mata hanyalah “kekuatan pikiran”, delapan
tahun kemudian ( 2009) saya membaca buku best seller,”internasional, The Secret”.
Salah seorang penulis buku itu, Bob Doyle, menjelaskan, bahwa, prinsip
kekuatan pikiran, bisa diringkas lagi, menjadi tiga kata sederhana, “pikiran menjadi sesuatu !”.
Tadi saya sebutkan, ketika menerapi“saya mengandalkan mata batin “
juga Hariyadi, tapi dua rekan penerapi lainnya, Sujak dan Muksin hanya
mengandalkan feeling atau perasaannya. Saya akan jelaskan di
sini , dalam masa pelatihan, instruktur menentukan dua klasifikasi siswa
menurut talentanya masing-masing. Ketika kami, para calon siswa
mendaftar untuk pelatihan, seminggu sebelum hari pertama pelatihan tiba,
kami semua menjalani metode screening dulu. Hasil dari test
itu, ketahuanlah, dua klasifikasi, ketegori pertama, mana siswa yang
dinilai mampu menggunakan “mata” batinnya atau melihat yang tidak kasat
mata, artinya lagi mampu melihat organ tubuh dan penyakit pasien, dan
kategori kedua adalah calon siswa yang tidak mampu “melihat”, yang dalam
istilah pelatihan “siswa blank “tapi feeling –nya “rasa”atau perasaannya kuat.
Baik kemampuan melihat dengan “mata” batin atau mengandalkan “rasa”
dalam menyembuhkan penyakit, kita terlibat dengan fenomena enerji.
Tujuan penulisan eBook ini adalah untuk memberikan anda sebuah
pengalaman tentang enerji penyembuhan yang cukup luas bagi anda untuk
mempelajarinya dan mengolahnya secara kreatif. Secara empiris atau
berdasarkan pengalaman menerapi semenjak tahun 2001, saya akan
membagikan pengalaman saya kepada anda, melalui metoda yang saya
kembangkan, menjadi lebih sederhana dan mudah dipraktekan.
BERAPA LAMA?
Berapa kali waktu penerapian, sampai pasien sembuh? Terus terang kami
tidak tahu, itu rahasia Tuhan. Disamping juga ada beberapa faktor,
seperti; tingkat ketulusan hati para penerapi, tingkat kosentrasi
penerapi, besar atau kecilnya deposit enerji dalam tubuh penerapi dan
juga, yang tak kalah penting, adalah tingkat kepercayaan pasien. Namun
kami menetapkan batas maksimal jadwal pertemuan /penerapian pasien,
seperti kasus pasien Kodar pengidap tumor, kami tetapkan delapan kali
pertemuan. Pada kasus-kasus penyakit lain, standar tiga kali pertemuan.
Tapi, itu tadi, sulit menjanjikan pada pasien, berapa kali penerapian?
Kadang-kadang satu kali diterapi sudah sembuh, atau tiga kali pertemuan,
baru pasien sembuh. Tak jarng kejadian, pasien langsung sembuh seketika
di tempat penerapian. Saya pernah menyembuhkan seorang pasien
berpenyakit asma seketika itu juga. Yang relative mudah disembuhkan,
adalah penyakit yang diderita anak-anak atau bayi, saya pernah
menyembuhkan dua orang pasien bayi yang masih menyusu, hanya dalam satu
kali pertemuan. Namun tak jarang, saya dan rekan-rekan menemukan kasus
penyakit yang lama disembuhkan, apa penyebabnya, teruskan membaca, akan
anda jumpai pada bab-bab berikutnya.
POTENSI MELIHAT ORGAN TUBUH MELALUI MATA BATIN
Tatkala saya mengikuti pelatihan penyaluran enerji, para instruktur
tidak mengajarkan siswa-siswanya, bagaimana supaya siswa bisa melihat
lewat gambar batin. Karena itulah diadakan seleksi atau saringan.
Nantinya para intruktur akan mengklasifikasi menjadi dua golongan siswa,
mereka yang tidak bisa melihat dan mereka yang mampu melihat dengan
mata batinnya. Dari sini, para instruktur akan memandu atau
melipatgandakan masing-masing talenta itu. Contohnya mereka yang kuat
perasaannya dilatih mendeteksi penyakit dan membuangnya . Begitupun bagi
yang mampu melihat dipandu untuk mendeteksi penyakit, lalu
menyembuhkannya.
Di sini tidak berlaku hukum, “bahwa mereka yang mampu melihat dengan
mata batinnya, akan lebih mujarab dalam melakukan penerapian,’ bisa saja
ia hanya bagus penglihatannya, tapi kurang baik dalam menarik penyakit.
Sebaliknya mereka yang blank atau “gelap’ namun energinya
besar, ia akan handal untuk mencabut penyakit dan membuangnya, tapi tak
tertutup kemungkinan, mereka pun lemah dalam menarik penyakit, Jadi
semua bergantung pada keseriusan berlatih dan terutama adalah
keyakinannya. Pertanyaan yang akan timbul diantara pembaca, “bagaimana
caranya bisa melihat dengan “mata Batin “?
Melihat dengan mata batin, menurut hemat saya, memang lebih cenderung
ke “anugerah Illahi”, karena seperti fenomena yang saya alami,
kemampuan melihat lewat mata batin itu, datang begitu saja, meski begitu
pada awalnya, ketika saya menjalani screening, saya dites
instruktur untuk menggunakan kosentrasi, lalu tiba-tiba saja timbul
gambar dalam batin saya, saya bisa melihat seonggokan lendir berwarna
putih dalam rongga bagian dalam hidung seorang ibu penderita penyakit
sinusistis yang sedang diterapi seorang instruktur. Dari situ saya
dinyatakan sebagi calon siswa yang mampu melihat penyakit dengan”mata
batinnya”.Kesimpulannya, menurut pengalaman saya saat mengikuti
pelatihan, instruktur tidak memberikan metode, bagaimana caranya, agar
bisa menggunakan “mata batin” untuk melihat organ tubuh berikut
“penyakit pasien”,namun sesudah instruktur mengetahui bakat alami-nya
bisa “melihat” barulah instruktur memberikan arahan, bagaimana cara
menyembuhkan penyakit pasien.
POTENSI MENGAMBIL PENYAKIT DENGAN METODA RASA
.Suatu
kali, ketika saya mengikut magang di klinik, tiba-tiba saya merasakan
pusing di kepala, terus terang saya masih belum mampu menarik nyeri itu
dari kepala saya, meski saya mampu melihat penyakit di kepala saya itu.
Saya pun minta pertolongan kekuatan enerji yang dimiliki rekan
sepenerapian, Sujak namanya. Ketika itu tangan Sujak menempel di
sekeliling dahi kepala saya. Beberapa saat kemudian, saya sungguh
merasakan betul, rasa nyeri di kepala itu sedikit –demi sedikit
berkurang, detik per detik, rasanya seperti sehelai benang penimbul rasa
nyeri itu sedang dicabut pelahan-lahan ke luar oleh enerji di tangan
Sujak.. Itulah potensi “energi rasa” atau “feeling “ Sujak.
Meskipun ia tak mampu melihat organ atau “benang”penyakit dalam kepala
saya, Sujak dengan mudahnya menariknya keluar dari kepala saya, hanya
berdasarkan pemusatan kosentrasi, dan dipandu oleh saya yang menunjukan
arah rasa nyeri di dahi saya.
Saya yakin, para pembaca pun bisa memiliki kemampuan seperti Sujak
ini, karena Allah Pencipa telah membekali semua umat manusia denga
potensi “energi” atau ‘bioenergi” ( bio=kehidupan, enerji = daya/tenaga
halus dari dalam tubuh ) ini, namun mereka belum menyadarinya.
Baik siswa yang mampu melihat dengan batinnya, ataupun blank,
tentu saja perlu terus mengasah talentanya itu. Siswa yang berkemampuan
melihat dengan batinnya, harus terus diasah ketajaman penglihatannya,
jangan sampai “tertipu “pandangan, jelas instruktur. Maksud “tertipu”di
sini,adalah ketidakakuratan penglihatan, atau salah menterjemahkan makna
gambar lewat mata batin. Begitu pun siswa klasifikasi blank, harus terus mengasah feeling
nya, agar jangan sampai salah, lalu keliru menarik penyakit. Ada
kalanya juga siswa yang tajam penglihatan batinnya, artinya mampu
melihat dengan akurat penyakit dalam organ tubuh pasen, tapi lemah dalam
menarik penyakit. Karena itulah, sebelum ia mampu mandiri dengan
potensinya itu, untuk mendapatkan “jam terbang “ kecakapan penyembuhan,
sebaiknya dibentuk tim dalam satu klinik. Model membentuk tim penerapi
dalam satu klinik ini pernah kami jalankan, waktu itu malahan sampai
lima penerapi.
AIR PUTIH SEBAGAI OBAT
Dalam penyaluran energi melalui imaginasi positif ini, air putih
adalah sarat lain yang harus disertakan dalam proses penyembuhan. Air
putih ini berfungsi ibarat “obat” dari dokter, yang harus dibawa pasien
ke rumahnya. Air putih dalam kemasan botol plastik itu kami salurkan
energi atau doa ke dalamnya. Penyertaan air dalam penyembuhan yang kami
katakana pada pasien sebagai“air enerji” ini berfungsi sebagai obat atau
enerji kesembuhan yang kami titipkan pada air itu. Menurut instruktur
kami, energi positif yang kita fokuskan sambil berdoa akan menempel di
air tersebut dan nanti diminum pasien untuk mempercepat kesembuhannya.
Jangka waktu atau masa kekuatan enerji dalam air itu bervariasi, untuk
penyakit berat, bisa tiga hari sekali, diganti, sambil diterapi kembali,
kasus penyakit tidak terlalu berat, bisa seminggu sekali.
Apa yang dilakukan pini sepuh kita pada jaman dulu dengan memberikan
air doa, ternyata mengandung nilai-nilai ilmiah juga. Belum ini terbit
sebuah buku karya seorang ilmuwan Jepang yang telah melakukan penelitian
secara laboratorium. Hasil penelitian, ternyata air itu sangat
merespon, apa kemauan atau niat kita, kalau niat kita baik, air itu akan
bermanfaat, Begitupun bila kita berniat dan mendoakan pasein sembuh,
sambil diimajinasikan, enerji dan doa kita larut dalam air terapi itu.
Maka hasilnya akan sangat baik bagi pasien, atau akan mempercepat
kesembuhan pasien.
. Berdasarkan landasan ilmiah dan kewaskitaan dan kearifan nenek
moyang inilah kami pun percaya pada kekukatan air putih sebagai
penunjang “Tenaga Penyembuhan Melaluli Imaginasi Positif”. Pemberian air
putih, berangkali juga sama fungsinya dengan efek yang dalam dunia
medis moderen diistilahkan efek “placebo” bagi pasien, seperti saya kutip dari buku The secret ini
“Dalam ilmu penyembuhan kita mengenal efek placebo. Placebo
adalah sesuatu yang semestinya tidak berdampak dan berefek pada tubuh,
misalnya tablet gula. Anda mengatakan kepada pasien, bahwa tablet itu
sama efektifnya dan yang terjadi adalah, kadang-kadang plasebo itu
memang berefek sama, bahkan berefek lebih kuat, dibandingkan obat yang
sengaja dirancang untuk efek tersebut. Mereka telah menemukan bahwa akal
manusia adalah fakor terbesar dalam seni penyembuhan, kadang-kadang
lebih besar daripada obat-obatan “
demikian tulis Dr. John F. Demartini D.C, B, SC,. Doktor yang berpraktek di klinik penyembuhan alternative di Amerika.
Jadi kesimpulannya setelah kita memampatkan energi positif ke dalam air, ditambah dengan kepercayaan efek placebo
pasien, bila pasien sudah percaya bahwa air itu bisa menjembuhkannya,
maka efek yang akan terjadi, sembuhlah ia, seperti kata Bob Doyle,
karena “Pikiran akan menjadi sesuatu !”
MENGENAL ENERGI – TEST TELAPAK TANGAN & PENDULUM
TEST TELAPAK ANGAN
Dunia kita ini seluruhnya terdiri atas enerji. Kita senantiasa
terbenam di dalam dan dikelilingi oleh enerji. Albert Einstein
membuktikan hal ini secara matematika dengan persamaannya yang amat
terkenal, yaitu E = mc 2 yang menyatakan bahwa semua
benda, dari sebuah atom sampai seekor gajah, terbentuk dari enerji.
Bahkan stress, penyakit dan trauma emosional tak lain merupakan bentuk
atau pola enerji pula! Karena itu semua dapat dipengaruhi enerji,
termasuk enerji penyembuhan yang disalurkan, baik untuk penyembuhan diri
sendiri, maupun untuk menerapi orang lain,.Imajinasi/visualisasi dan
rasa, juga suatu bentuk energi.
. Untuk membuktikan tubuh anda dialiri enerji, silahkan anda
mencobanya sendiri. Test sederhana ini adalah angkat kedua tangan dengan
masing-masing telapak tangan berhadap-hadapan. Lalu gunakan pikiran,
kosentrasi bahwa enerji itu ada dalam tubuh anda., rasakan enerji itu
saling bersinggungan dengan masing –masing telapak tangan. Bila
kosentrasi anda bagus, dalam beberapa detik, anda akan merasakan telapak
tangan anda seperti disapu kuas amat halus, ada yang merasa seperti
kena tiup angin sepoi-sepoi, ada pula yang merasa sedikit hangat,
seperti rasa kesemutan ringan, bila ke tahap lanjut, biasanya rasa
kesemutannya lebih keras, bahkan terasa ngilu, itu tandanya enerjinya
memang besar atau sudah sering terlatih.
Latihan tahap selanjutnya adalah mencoba menyalurkan enerji pada
orang lain. Carilah partner latihan, lebih baik, kalau partner anda itu,
sama – sama tertarik pada bidang penyaluran enerji penyembuhan. Kedua
orang harus duduk di kursi saling berhadapan, yang seorang bertindak
seolah seorang penerapi, yang lainnya bersikap menerima enerji yang
dikirimkan temannya. Pihak yang memberikan enerji, mengangkat
telunjuknya lalu kosentrasi ke arah salah satu telapak tangan rekannya,
untuk tahap pertama anda harus menutup mata, baik pihak yang memberi
enerji maupun yang menerima enerji. Kelak anda berdua boleh menyalurkan
atau menerima enerji dalam keadaan mata terbuka.Setelah dirasa cukup ada
reaksi bagi si penerima, hentikan latihan lalu saling bertukar
pendapat, apa yang dirasakan? Setelah rekan anda puas, bisa merasakan
enerji, maka bertukar peranlah, yang tadinya menyalurkan enerji, kini
balik menerima enerji dari lawan berlatihnya,. Berapa lama anda berdua
berlatih? tak bisa ditentukan, bisa cepat atau lambat, tergantung
keseriusan anda belatih.
PENDULUM
Ada lagi suatu test untuk menguji keberadaan enerji dalam tubuh kita.
Yaitu melalui alat yang dinamakan “pendulum”. Alat ini berupa seikat
benang atau rantai kecil yang diujungnya tergantung bandulan, bisa apa
saja bandulannya, cincin sekalipun bisa dijadikan alat yang bisa
bergoyang kian kemari. Dengan tidak menggerakan tangan, tapi melalui
kosentrari pikirn, bandul pendulum akan bergerak sesuai dengan keinginan
kita.Dan akhirnya pendulum bisa dijadikan alat pendeteksi atau prediksi
yang bekaitan dengan kehidupan kita sehari-hari, misalnya, memilih
pasangan hidup yang serasi, pendeteksian penyakit, malah deteksi
terhadap enerji negatif yang mengganggu, misalnya fenomena “penampakan”
Di Barat, pendulum sudah digunakan secara luas, dibarengi dengan
penelitian ilmiah. Kegunaannya antara lain, untuk mendeteksi sumber air,
minyak bumi, gizi, penyakit bahkan para perajurit Amerika saat
berkecamuk perang Vietnam, dibekali alat pendulum, untuk mendeteksi bom
ranjau yang ditanam pasukan lawan. Secara sederhana pengertian dari
metoda pendulum ini adalah, pendulum semacam alat komunikasi antara
pikiran kesadaran dan pikiran bawah sadar. Adapun pikiran bawah sadar ,
atau batin tidak akan bisa mengakibatkan apapun juga. Apa yang
dilakukannya hanyalah bertindak atas dasar saran yang diberikan
kepadanya., yaitu oleh sumber-sumber luar, dalam hal ini adalah pikiran
yang sadar, berupa lambang-lambang atau gerak-gerak, apa yang bisa
diterima untuk makna.? Seperti misalnya mencari jawaban, “ya” atau
“tidak” atau “mungkin”, bila kita misalnya bertanya, apakah si dia,
jodoh saya ? dan banyak lagi pertanyaan, termasuk para serdadu Amerika
itu tadi, apakah di hutan ini banyak ranjaunya? Bandul pendulum akan
bergerak ke arah tiga kemungkinan itu,” ya” “, tidak” atau “mungkin “
Metoda pendulum semata-mata adalah fenomena ilmiah, yang maknanya
adalah, jelas pikiran itu memiliki kekuatan untuk mempengaruhi benda.
Pendulum adalah bukti yang sederhana, agar anda percaya, bahwa tenaga
batin itu memang ada ! Jadi sekali-kali janganlah beranggapan bahwa
alat pendulum itu memiliki “kesaktian”, batin kitalah yang berkuasa,
bukan benda semacam pendulum.
PERISAI /MEMBENTENGI DIRI
Prosedur yang tak kalah penting adalah menciptakan “ energi perisai “
atau “membentengi diri “Maksudnya begini, Ketika anda menjelang
menerapi, sebelum penerapian dimulai, aktifkan imajinasi anda dengan
niat penuh, serta doa, agar anda tidak tertular dari penyakit pasien.
Caranya adalah bayangkan saja sebuah “kapsul energi”atau cahaya putih
yang amat kokoh, menyelubungi tubuh .eteris (aura luar) dan tubuh pisik
anda..
MENYALURKAN ENERGI PADA ORANG LAIN
Penyaluran energi penyembuhan itu terbagi menjadi tiga kategori,
a) penyaluran energi kepada orang lain / penyembuhan untuk orang lain
b ) penyaluran energi untuk diri sendiri. /penyembuahn diri sendiri
c ) penyaluran energi jarak jauh./penyembuhan jarak jauh
rumus, “energi mengikuti pikiran “,
. Tutup mata anda, lalu rasakan di atas kepala anda, ada pusat energi
di luar tubuh, sekira 45 cm atau 60 cm di atas kepala.. Inilah metode
yang gampang bagi para peminat untuk belajar menyalurkan enerji
penyembuhan hanya berdasarkan imajinasi positif saja yang telah saya praktekan bertahun-tahun.
Untuk mereka yang mampu melihat dengan mata batinnya, lihat cahaya
putih berkilauan, diatas kepala anda, serupa dengan cahaya putih lampu
neon. Bagi siswa yang blank, tidak bisa menyaksikan aura
dikepalanya , tidak usah berkecil hati, ada metode gampang, yaitu,
tinggal “rasakan “saja, ingat rumus ini, “terlihat ataupun tidak cahaya
di atas kepala itu, tetap ada, sampai kapan pun akan tetap berada di
sana, di atas kepala anda, jannga khawatir, tidak akan pergi
kemana-mana.. Rasakan saja, bahwa di atas kepala anda, ada “mata hari”
putih cemerlang. Itulah salah satu pusat energi. Ingat kunci rumus “energi mengikuti pikiran”
Jadi ketika anda berpikir keras ke arah matahari itu, secara otomatis
anda mencatunya, membukanya dan membuatnya lebih hidup.lalu pikirkan
lagi, mata hari menyalurkan energinya ke tubuh anda, masuk melalui
kepala, terus ke anggota tubuh lainnya, terutama kedua tangan. Rasakan
saja enerji, itu sudah ada di telapak tangan, yakini itu, terus tekan
tombol keyakinan itu, jangan lepaskan, kemana pun anda mengarahkan
energi, ia akan patuh menuruti kemauan anda.
Itulah yang telah dilakukan rekan saya, Sujak, ketika saya nyeri
kepala, Sujak hanya merasakan enerjinya telah penuh di tangan, lalu
dengan feeling-nya yang kuat, ia membayangkan rasa nyeri di
kepala saya, lalu dirabutnya rasa nyeri itu. Saya lah yang menjadi
saksinya, bahwa metode itu memang efektif, hanya sekian menit, saya
sudah merasa lega lagi,
Melalui pendididkan di bangku sekolah menengah dulu, dalam pelajaran
IPA, kita telah mengetahui bahwa planet bumi kita ini dikelilingi
atmosfer. Sesungguhnya kita tidak dapat melihatnya,tetapi kita tidak
meragukannya, seperti listrik yang “gaib” itu, kita tidak mampu
melihatnya, tapi kita percaya keberadaannya. Dan disekeliling bumi itu,
disamping udara, terdapat pula “medan elektromagnetik”, itulah sebabnya,
mengapa sebuah kompas menunjuk ke arah utara
Demikian pula halnya dengan tubuh manusia. Menurut Ric A. Weinman dalam bukunya berjudul “Your Hands Can Heal “ – Learn to channel Healing Energy (
“Tangan Anda Dapat Menyembuhkan.”- Panduan penyaluran tenaga ) tubuh
manusia juga memiliki sejenis “atmosfer elektromagnetik” di
sekelilingnya. “Anda tidak bisa melihatnya, namun keberadaannya tidak
diragukan lagi, istilah atmosfer disekeliling tubuh itu adalah “aura”.
Anda harus mempercayainya, meskipun tidak bisa melihatnya, karena toh
bisa dibuktikan menjadi kasat mata, setelah melalui pemotretan perangkat
foto Kirlian. Kalau anda ingin membuktikannya, silahkan anda datangi
studio yang memiliki foto Kirlian, seperti di sebuah studio foto di
Jakarta, anda akan difoto, lalu diberi selembar gambar diri anda,
beserta lingkaran-lingkaran enerji aura anda, yang berwarna-warni.
Secara sederhana jelas, Weinman lagi, aura dapat dibayangkan sebagai
sebuah medan energi yang mengelilingi dan menembus ke dalam tubuh.
Sepeti halnya atmosfer bumi yang jauh lebih padat di tempat rendah,
daripada di puncak gunung , demikian pula aura, jauh lebih padat di
tempat yang lebih dekat tubuh, sekira setebal 45 cm daripada di tempat
yang jauh. Kesadaran tentang aura ini, baik anda siswa yang mampu bisa
melihat, maupun blank akan menjadi penting untuk pelatihan,
karena anda akan selalu berhubungan dengan enerji aura pasien atau
sebaliknya, enerji aura pasien akan bersinggungan dengan enerji aura
penerapi. Teruskan membaca, saya akan jelaskan nanti
Ingat. kemana arah anda berpikir, kesitulah enerji mengalir, bila
anda berpikir keras sumber energi berada di atas kepala anda, kini
diperintah memasuki kepala anda, lalu menyalur ke tangan, itu yang akan
terjadi. Percayalah itu, ini sudah hukum yang pasti, asal anda
meyakininya betul. Metode penyaluran yang memanfaatkan enerji yang
mempunyai warna putih terang itu sifatnya memurnikan dan membersihkan
Karena itu jika anda ingin menghapus racun pada seorang pasien, atau
membakar sel kanker, atau penyakit lainnya, gunakan energi mata hari
putih ini. Energi putih cemerlang bak sinar mentari ini, diciptakan
Allah adalah yang yang paling kuat, daya bakarnya mampu menghancurkan
kondisi lunak seperti kanker, dan tumor atau hambatan lain pada organ
tubuh bagian dalam Namun cahaya putih keras ini tidak cocok untuk jenis
penyakit yang bersifat ketegangan otot, malah akan semakin membuat
otot-otot semakin tegang. Menyalurkan energi penyembuhan pada orang lain
bisa dilakukan
a) dengan cara tidak menyentuh, ambil jarak satu meteran di hadapan
pasien. Perintahkan pasien menutup matanya, duduk menyerder pada
punggung kursi, dan katakan agar jangan tegang. Anjurkan juga supaya
pasien berdoa menurut kepercayaannya masing –masing. Mulailah
menyalurkan enerji, sertakan imajinasi yang kuat. Baik penerapi bisa
“melihat”maupun “blank”gunakan daya kreatif anda, bagaimana caranya anda
mengambil penyakit pasien dan membuangnya.
b) Dengan cara menyentuh tubuh pasien (theurapetic touch).
Rekan saya Muksin menyembuhkan seorang pasien yang cegukan terus
menerus selama tiga hari. Ia menaruh telapak tangannya, beberapa menit,
satu kali di punggung dan satu kali di dada. Kira-kira setengah jama
kemudian pasien itu berhenti dari cegukannya.
PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI
PENYEMBUHAN JARAK JAUH
Walaupun tampaknya “mengherankan” energi penyembuhan, ternyata dapat
disalurkan kepada orang yang memerlukannya, walaupun mereka berada di
tempat yang sangat jauh. Penerima enerji itu bisa berada di New
York,sedangkan anda tinggal di Bandung, atau bahkan di Kutub Utara,
enerji penyembuhan anda masih bisa mencapainya.
Saya dan rekan-rekan pernah mengisi acara “terapi jarak jauh” di
sebuah setasiun Radio di Bandung utara. Siaran dengan tema konsultasi
kesehatan jarak jauh, lewat interkasi antara para penerapi dengan para
pendengar lewat telepon atau SMS ini, ternyata mendapat sambutan
antusias dari para pendengar. berangkali dianggap unik, “menyembuhkan
penyakit lewat udara”. Dan tentu saja karena gratis ! Banyak penelepon
yang menggerutu pada kami, karena pulsanya tak bisa tembus studio,
sehubungan peminat memang banyak sekali.
Biasanya penyakit- penyakit yang ringan sering sembuh seketika lewat
penyembuhan lewat pulsa atau udara itu. Seperti misalnya saya pernah
menyembuhkan pasien yang telinganya berdengung, Rekan saya menyembuhkan
pasien yang menderta gatal- gata alergi. Namun kalau penyakitnya berat,
pasien dipersilahkan datang ke klinik atau ke studio pemancar, untuk
diterapi.,karena prosedur perawataanya memang agak lama, tak cukup di
udara, yang durasi waktunya terbatas.
Begitulah pembaca, kami banyak menemukan kasus-kasus kesembuhan
pasien, yang bagi kami sendiri, cukup mengherankan. Karena modal kami
hanya imajinasi. Seperti rekan saya Fitri yang bisa menyembuhkan pasein
berpenyakit gatal alergi, lewat udara hanya dalam waktu beberapa menit.
Ketika saya Tanya Fitri apa rahasia imajinasinya? “Saya hanya membayangkan darah pasien yang menderita gatal itu, lalu saya kuras habis darahnya, saya isi dengan darah baru,. “
ujar Fitri. Begitulah pembaca, eBook ini, jawaban Fitri seperti
main-main saja, masak sih darah pasien di kuras habis! Tapi itulah hasil
dari imajinasi. Terbukti pasiennya sembuh.
Ada tip dari Ric A.Weinman dalam bukunya “Your Hands Can Heal “ Learn to channel healing Energy
( Tangan anda dapat menyembuhkan , Panduan penyaluran tenaga ),Weinman
dalam bab “visualisasi” menulis, cara sederhana agar energi penyembuhan
mengalir ke dalam inti daerah yang sakit adalah dengan melihat atau
memvisualisasikan sebuah tempat sehat di bawah atau di tempat yang
sakit,walaupun tempat itu sangat sempit dan berada dibawah timbunan
penyakit. Visualisasikan saja tempat yang sehat itu menerima energi
penyembuhan dan tumbuh sampai energi itu mengisi seluruh daerah yang
sakit . Meski Weinman menulis bab ini bukan untuk prosedur penyembuhan
jarak jauh, saya kira bagus itu dipelajari dan dipraktekan.
Sementara Benyamin O Bibb & Joseph J, Weed dalam bukunya “Amazing Secrets of Psychic Healing ( “Rahasia Daya Batin “untuk penyembuhan jarah jauh ) menulis.
“Begitu anda membuat kontak yang berhasil dan terhubungkan dengan
batin bawah sadar pasien, maka anda bisa mulai dengan pemeriksaan Lihat
dan periksalah badan “eteris” pasien, ( eteris =badan halus/ aura) Badan
ini akan nampak jelas oleh batin bawah sadar anda, dan biasanya akan
nampak sebagai gambar biru ke abu-abuan, yang pucat,.sesuai dengan badan
fisik pasien, tapi sedikit lebih besar, ketika anda mengamatinya,
mungkin anda melihat satu daerah gelap, mungkin abu-abu atau coklat atau
bidang merah dalam badan eteris yang biasanya berkilau. Bila demikian
keadaannya anda akan tahu bahwa tempat itulah yang sakit pada badan
fisiknya. Petunjuk ini biasanya menguatkan diagnosa yang diberikan
dokter yang pernah merawat pasien tersebut” tulisnya.
BERBAGAI WARNA ENERGI DALAM PENYEMBUHAN
Pengalaman saya menerapi pasien dengan menyertakan berbagai warna
telah banyak membantu penyembuhan pasien, termasuk pemanfaatan untuk
peyembuhan diri sendiri, misalnya, ketika saya merasakan rasa nyeri
akibat kena benturan, saya bayangkan warna biru terang, Dan harap
diingat, warna yang harus anda banyangkan , bukanlah warna pigmen
seperti warna cat, melainkan warna hidup, atau cahaya yang terang,
seperti cahaya lampu.
Ada banyak warna cahaya imajinasi, untuk peneymbuhan. Di sini saya
sebutkan tiga warna pokok standar untuk berbagai penyembuhan, seperti
cahaya biru terang misalnya sering dimanfaatkan untuk merdam berbagai
rasa nyeri. Warna cahaya hijau adalah warna regenerasi sel, biasanya
digunanakan untuk “menambal “ lubang bekas pembedahan , seperti kasus
penyakit Mang Kodar. Tapi visualisasi warna putih terang, atau cahaya
mata harii, paling sering digunakan karena paling kuat, dan juga karena
dapat digunakan dengan berbagai cara, guna melakukan tugas yang banyak
macamnya, di lain waktu dapat digunakan sebagai obat penyembuh,
memperbaiki organ yang terganggu, atau membasmi kuman pada luka, dll,
juga bisa untuk merangsang dan mengembalikan kekuatan pisik. Dan masih
banyak lagi fungsi warna lainnya untuk penyembuhan.
“PERLAWANAN PASIEN “& “ MERASAKAN PENYAKIT”
Dalam dunia penerapian menggunakan daya energi untuk penyembuhan,
termasuk “ Tenaga Penyembuhan Melalui Imajinasi Positif “, kelak bila
anda berkesempatan menerapi pasien, kenalilah fenomena-fenomena yang
mungkin saja akan membuat anda sedikit kaget ,Yang saya maksud adalah
gejala “ merasakan penyakit “ pasen!”.
Anda jangan kaget dulu, maksud “merasakan penyakit” di sini hanyalah
fenomena sesaat bukannya anda sedang tertular penyakit dari
pasien-pasien anda. Seperti pengalaman rekan saya ini. Suatu hari rekan
saya kedatangan seorang pasien. Ketika ia sedang menerapi, tiba-tiba
saja ia merasakan nyeri di pundaknya, dekat ke bagian punggungnya. Rekan
yang satu klinik dengan saya itu, awalnya tidak terlalu mengindahkan
rasa nyeri di pundaknya, tapi ketika penerapian terus berlanjut,
akhirnya ia tahu, ternyata pasien yang sedang ia terapi, mengalami
masalah rematik pada punggungnya.
Fenomena seperti ini adalah hal yang biasa dalam dunia penerapian
menggunakan tenaga enerji, meski tidak semua penerapi pernah mengalami
hal seperti itu. Gejala tersebut adalah hanya dampak dari semakin
pekanya feeling si penerapi. Ibaratnya ia telah memiliki
“radar” yang bisa merasakan enerji negatif dari pasiennya. Bukan sekali,
dua kali saja, rekan saya mengalami “merasakan penyakit”
pasien-pasiennya itu, tapi boleh dikata cukup sering, kadang ia
merasakan nyeri di bagian perutnya, bahkan pernah ipula merasakan ingin
muntah saat menerapi.
Fenomena radar enerji yang kelewat peka itu, untungnya bagi rekan
saya tidak menganggapnya sebagai suatu hambatan dalam menjalani
profesinya itu, bahkan ia jadikan sebagai sarana pendeteksian awal.
Misalnya ketika dikunjungi seorang pasien, rekan saya sudah tahu lebih
dulu, penyakit apa yang dideritanya, lewat cara mengaktifkan “radar”nya.
Juga anda bakal mengalami reaksi atau “perlawanan dari pasien”.
Maksud reaksi atau perlawanan di sinia, adalah, bawah sadar pasien yang
menolak untuk diterapi.
Penyembuhan lewat enerji memang lain dengan penyembuhan lewat profesi
dokter yang banyak berhubungan dengan tubuh pisik pasien. Dalam
penerapian enerji, kita berhubungan dengan ranah atau wilayah batin/
tubuh eterik/aura atau batin bawah sadar pasien. Nah, mengapa
terjadi reaksi perlawanan? padahal pasien ingin sembuh ?Hal ini bisa
terjadi, karena,meski bagian batin sadar pasien, ingin disembuhkan, tapi
batin bawah sadarnya masih tidak percaya, atau ragu-ragu. Para penerapi
yang menggunakan penyaluran enerji, baik kategori “bisa melihat”maupun
yang “blank” akan segera mengetahui, bahwa pasiennya, “menolak untuk
disembuhkan” yaitu dari merasakan enerjinya saat akan memasukit tubuh
eterik pasien, malah terjadi reaksi membalik, artinya enerji penerapi
mentok, balik lagi pada tubuh penerapi. Faktor ini. selain bawah sadar
pasien, masih belum percaya pada anda, juga mungkin saja, kepekaan
pasien sendiri di luar kemauannya, yaitu, merasakan “sesuatu yang asing
“, atau aura dari anda sedang memasuki medan auranya.
Inilah yang mengakibatkan, lamanya durasi penerapian, untk tidak
dikatakan, pasien tak kunjung sembuh, seperti saya singgung di halaman
depan. Kalau sudah terjadi hal begini, hentikan dulu sesi penerapian.
Lalu adakan dialog dengan pasien. Tanyakan saja terus terang apakah
pasein anda maih ragu-ragu. Rekan saya pernah menerima pengakuan dari
salah satu pasiennya. Bahwasanya ketika ia diterapi, diberi enerji,
pasien itu dalam hatinya terus berdoa. Menurut analisa rekan penerapi
saya, itu, pasiennya “berdoa secara berlebihan” ia membentengi dirinya
sedemikian rupa, sehingga aura-nya menjadi tertutup dari segala
kemungkinan “diserang”, termasuk penyaluran energj dari penerapi,
dianggapnya enerji yang negatif! Ini membuktikan dalil dari yang sudah
saya terangkan di atas, bahwa kekuatan pikiran, memang ampuh. Terbukti
auran pasien tidak bisa ditembus, walau yang akan memasukinya adalah
enerji positif dari penerapi, tapi kalau pasien tidak percaya, dan lebih
percaya kepada doanya, maka yang terjadi adalah kegagalan penyembuhan
bagi pihak si penerapi dan juga kerugian bagi si pasien
Menghadapi kasus begini, anda harus mampu membujuk pasien, terangkan
bahwa anda sungguh-sungguh ingin menyembuhkannya, dan terangkan bahwa
enerji anda bukan enerji mejik atau klenik, hipnotis dan sebagainya.
Atau anjurkan pada pasien agar berkata secara lisan degan bunyi kalimat
“Saya dengan tulus mengijinkan aura anda memasuki aura saya, demi
kesembuhan penyakit saya. “ Setelah penerapian dilanjutkan kembali, dan
anda masih merasakan enerji anda tidak juga bisa masuk, hentikan saja
penerapian. Karena pasien anda memang tidak percaya., dan itu “hak privacy”-nya yang harus kita hormati.
MEMBUANG PENYAKIT
Dalam bab ini, saya sertakan pula cara penanggulangan atau menghindar
dan membuang energi negatif. Pada ilustrasi-ilustrasi di halaman
sebelumnya, saya melukiskan. cara membedah penyakit, seperti pada kasus
Kodar, ibu guru dan gadis pelayan took. Dalam ilustrasi-ilustrasi itu ,
saya beberapa kali menulis, memotong isi tumor dan membuangnya. Perlu
diperhatikan makna “membuang” di sini adalah membuang energi negatif,
atau dalam imajinasi penerapi tumor itu yang bersarang dalam tubuh
pasien.” Nah, energi buruk ini agar tidak menular pada pasien
lain atau penerapi, anda benar-benar harus mengamankannya. Prosedurnya
adalah, bayangkan saja dengan kosentrasi penuh, anda menarik enerji
buruk itu, lalu fantasikan sebuah ember berisi asam keras, anda buang
penyakit itu ke dalam asam keras, biar musnah. Banyak cara lain, untuk
membuang energi negatif, misalnya, membuang penyakit itu ke mata hari,
biar terbakar di sana. Untuk kasus-kasus ringan, seperti rematik, dan
penyakit ringan lainnya, anda bisa menarik penyakit itu, lalu
menempelkannya ke tembok dinding, ke lantai biar dinetralkan pengaruh
energi buruk itu, seperti halnya logam penangkal petir yang mengkap
tegangn lilstrik yang berbahaya, lalu disalurkan ke dalam tanah. {ground
)
KESIMPULAN
Baik, sekarang anda sudah dapat gambaran sekilas, apa yang dimaksud
dengan imajinasi positif.? Di sini saya jelaskan lagi, butir-butir yang
mungkin belum anda pahami betul
- PERBEDAAN TEMBUS PANDANG DENGAN IMAJINASI
Yang juga penting diperhatikan dalam penyaluran tenaga penyembuhan
ini adalah perbedaan pengertian yaitu “tembus pandang” dengan imajinasi.
Keduanya bermain di ruang benak kita. Namun harap dicamkan, melihat
melalui mata batin, beroprasi tatkala kita sebagai penerapi hendak
mendeteksi penyakit yang bersarang dalam tubuh pasien. Di sini
diperlukan bimbingan instruktur atau penerapi yang sudah lama menjalani
praktek.
Penjelasannya begini. Ketika pasien datang kepada anda, lalu
menjelaskan keluhannya, mulailah anda mengaktifkan mata batin anda,
langsung melihat ke arah organ yang mengandung penyakit. Anda harus
benar-benar kosentrasi penuh, dan melihat “apa” adanya, maksudnya “apa
adanya “disini, anda jangan berfantasi dulu. Anda nanti akan mengerti ,
mana bedanya makna “berfantasi” dengan “melihat tembus pandang” “
Berfantasi “ adalah “rekayasa pikiran”, sementara arti “ tembus pandang “
adalah melihat apa adanya. Ketika anda mengarahkan pandangan batin pada
organ pasien, kosentrasikan, sambil gunakan feeling, bahwa
anda ingin melihat kondisi organ dalam tubuh paseen. Mata batin dengan
“rasa” atau feeling harus kerjasama dimana nanti akhirnya didapat gambar
yang akurat.
Keakuratan gambar memang memerlukan “jam terbang” atau pengalaman
praktek menerapi . Bagaimana anda bisa mempercayai pandangan mata batin?
Apakah benar? , seiring waktu lamanya anda berpraktek menyembuhkan
pasien, maka keyakinan anda akan meningkat, seiring dengan banyaknya
pasien yang sembuh. Anda harus banyak membaca literatur tentang
kesehatan, baik berupa; buku, artikel di surat kabar, majalah, , baik
juga anda kliping bebagi artikel itu, anda juga harus sering nontin
tayangan TV, film, atau internet, yang berisi artikel dan gambar-gambar
anatomi tubuh manusia. Itu semua akan semakin membantu keyakinan anda,
karena hasil-hasil pendeteksian penyakit pasien, sedikit-banyaknya anda
bisa membandingkannya dengan literatur yang telah anda baca, atau
saksikan.
Makin kaya wawasan anda tentang organ tubuh manusia dan beragam
penyakit, termasuk penyakit-penyakit masa kini, maka anda akan lebih
mudah menterjemahkan hasil pendeteksian, baik, lewat mata batin atau feeling anda dalam upaya penyembuhan.
Kemampuan melihat dengan mata batin ini, berdasarkan empiris, atau
hasil diskusi dengan sesama rekan penerapi, dapat saya simpulkan,
kemampuan melihat dengan mata batin terbagi menjadi
a) mereka yang mampu melihat organ tubuh secara gambling, misalnya ia
mampu melihat organ dalam tubuh, seperti paru, jantung, ginjal, liver
dengan sangat jelas,
b) mereka yang hanya mampu melihat melalui simbol. Rekan saya melihat
paru-paru pasien hanya berupa “bilik”atau anyaman bamboo, ia melihat
ginjal degan simbol dua pasang “pistol” Rekan saya lainnya, melihat
simbol “karat besi” Bagaimana ia bisa menterjemahkan semua gambar hanya
berupa simbol ini?Bagi pemula memang membingungkan, tapi berkat wawasan
yang harus terus bertambah, rekan saya berhasil menerjemahka simbol itu,
“karat besi” atau gambar kaleng berkarat, ternyata maknanya adalah “
zat besi” kesimpulannya, pasiennya kekurangan zat besi, dan ia
menganjurkan agar pasiennya banyak makan vitamin ber zat besi , termasuk
memakan sayuran bayam, hati dll.
c) Ada siswa calon penerapi yang hanya mampu meilhat warna-warna aura
sajaTal lebih dari itu, ia tak mampu melihat organ tubuh, tapi organ
tubuh yang dicurigai berpenyakit atau sehat, ia deteksi melalui
warna-warna yang muncul dalam benaknya.
PENDETEKSIAN DAN MENYEMBUHKAN PENYAKIT DENGAN “RASA”
Bagi siswa calon penerapi yang sama sekali “tidak dikirim gambar
“apa-apa ke dalam benaknya, tidak usah kecil hati. Menurut pengalaman
saya sekian tahun menerapi dan bergaul dengan rekan-rekan penerapi,
justru jumlah para penerapi yang “blank” ini jauh lebih banyak ketimbang
penerapi yang bisa melihat melalui layar batinnya. Dan banyak diantara
para penerapi “blank” yang meraih sukses dalam penerapian, artinya
banyak pasien disembuhkan olehnya.
penerapi blank, juga bisa akurat menarik penyakit
pasien, namun dengan syarat, pasien harus menunjukan dimana letak rasa
sakit atau organ mana dalam tubuh pasien yang dicurigai bermasalah. Saya
yakin banyak yang memiliki potensi kuat feeling, atau rasa dalam batinnya, untuk mendeteksi dan membuang penyakit.
Ada tip mudah dari rekan penerapi yang masuk kategori “blank” atau
“tidak bisa melihat”ini. Sujak mengatakan, ketika menghadapi salah
seorang pasiennya, ia menutup matanya, dan memasang kepekaan rasa-nya ,
maka ia merasa seolah dalam tubh pasiennya dikelilingi semacam
“agar-agar” Ia pun yakin betul itu adalah simbol dari penyakit
pasiennya, maka ia pun berimajinasi diikuti gerakan tangannya, seolah
merabut penyakit itu, dan pasiennya sembuh.. Muksin, rekan penerapi saya
lainnya, ia memasang feeling-nya, bahwa dalam tubuh pasiennya
ada semacam “benang yang kusut” ia tidak ragu lagi, berimajinasi,
menarik benang itu, uniknya juga melihat cara dia menerapi, saya lihat
kedua tangannya bergerak-gerak seperti menggulung benang, ketika
anak-anak bermain layangan. Dalam metode penerapian di perguruan kami,
semua siswa pelatihan boleh bebas berimajinasi, asal semua demi
kesembuhan pasien.
KELEBIHAN PENERAPIAN BERKELOMPOK
Karena masing-masing penerapi memiliki kelebihan dan kekurangan, maka
cara terbaik untuk menyembuhkan pasien adalah dengan cara bekerjasama
dalam kelompok penerapi, minimal dua orang. Kelebihanya, bila
dibandingkan dengan seorang penerapi. Seorang penerapi yang tajam
pandangan mata batinnya, kadang-kadang lemah enerjinya saat membuang
penyakit pasien. Maka pilihlah teman penerapi yang blank , tapi kuat
enerjinya dalam menarik penyakit. Suatu kali seorang penerapi melihat
“paku”dalam kepala pasienitu –jangan salah interpretasi dalam metode
kami”paku”itu lagi, lagi hanyalah simbol yang perlu penerjemahan lagi,
yaitu maknanya “penyakit” itu saja, dan pasien mengaku memang merasakan
sakit kepala. Maka penerapi yang mampu melihat paku itu, meminta tolong
rekannya,lalu dicabutnya paku itu dicabutnya, ternyata pasiennya sembuh
seketika itu juga. Cobalah menerapi secara berkelompok, rasakan
hasilnya. Lain lagi bila anda memang memiliki talenta istimewa, silahkan
anda menerapi sendirian saja.
TERAPI DENGAN SENTUHAN TANGAN (THERAPEUTIC TOUCH)
Seorang pasien mengeluh mengidap cegukan selama tiga hari, tak
kunjung reda, tampaknya tersiksa, bayangkan, cegukan sampai tiga hari !
gejala yang lalu menaruh salah satu telapak tangannya, di dada pasien
itu, ( di negara-negara Barat mungkin saja akibat sindrom psikologis
atau stress. Kebetulan Muksin yang kena giliran menjadi “dokter jaga”
hari itu, Muksin tak bisa melihat organ dalam bapak itu, karena cegukan
itu adalah gejala pada otot solar pleksus atau diagframa yang terletak
antara batas dada dan perut. Namun hanya dengan mengandalkan feeling-nya,
ia lalu menempelkan salah satut telapak tangannya, sebentar di
punggung, sebentar lagi di bagian dada pasien TAk berapa lama kemudian,
pasien itu sembuh. Metode kontak telapak tangan dengan tubuh pasien ini,
istilahnya therapeutic touch, atau terapi sentuhan tangan.
PENUTUP
“Tenaga Penyembuhan Melalul Imajinasi Positif “ adalah “seni”penyembuhan
yang paling mudah dipelajari, dibandingkan dengan metode-metode
penyembuhan lainnya. Keuntungan lainnya dari metode ini, makin lama anda
menerapi orang lain, maka anda akan meyadari kemampuan batin lainnya,
yang tidak disangka-sangka, seperti kemampuan melihat aura orang lain
maupun aura diri sendiri,dll Yakinlah dan mulai berlatih sekarang juga.
(Sumber agahnugraha.wordpress.com)
My Blog
Saturday, October 20, 2012
Monday, October 15, 2012
7 (Tujuh) Lapis Energi
Dalam kepercayaan timur, manusia memiliki Tubuh Energi. Mazhab yang
umum mengatakan bahwa tubuh energi manusia ada 7 (tujuh) Lapis. Setiap
lapisan tubuh energi, atau bisa dikatakan setiap tubuh energi, bila
dipelihara dan dikembangkan, akan memunculkan potensi ”adikodrati” yang
luar-biasa, yang sesungguhnya merupakan fitrah diri manusia.
NAMUN sangat perlu dipahami, karena Basis (default) Kesadaran manusia (hidup) berada di tubuh fisik. Jika pada lapisan-lapisan bawah tubuh energi bermasalah (kotor), maka dapat menjadi penghalang (HIJAB) untuk mencapai kesadaran atau menggunakan potensi kemampuan lapisan energi yang berada diatasnya.
Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh pertama berhubungan dengan Chakra Dasar.
LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik. Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti:
Dalam agama islam, mungkin kita bisa merujuk pada sebuah hadist yang sangat populer, kira-kira intinya adalah sbb: ”Berhentilah makan sebelum kenyang”. Mengapa kita dinasihatkan demikian? Mungkin, jawabannya kurang-lebih adalah demikian:
Jika nafsu-nafsu makan, minum, berhubungan seks, bergerak, yang melekat dan sebagai driver untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh fisik ini terlalu menonjol (berlebih) maka lapisan tubuh pertama ini akan menjadi kotor dan bisa menjadi Hijab untuk mengakses potensi-potensi LTE diatasnya.
Kekotoran bisa terjadi, bukan hanya sebagai ”akibat” dari tindakan (action), tetapi ”hanya” dalam tataran fantasi dan imajinasi pun sangat mungkin membuat lapisan tubuh energi ini menjadi kotor. Ketakutan / kekhawatiran yang berlebih akan terputusnya kelangsungan (sumber) rizki (makan) pun dapat mengotori LTE ini.
Jika LTE Pertama ini kotor, Bagaimana mengatasinya?
Dalam agama islam, secara preventif banyak ”pasal” yang mengatur masalah ini, seperti menjaga pandangan dari hal-hal yang haram dan diharamkan, menutup aurat, tidak berdua-duaan dengan yang bukan muhrim, puasa sunnah, puasa wajib, tidak makan daging babi, bangkai, darah, minum-minuman keras dan lain sebagainya. Puasa juga dapat dilakukan sebagai tindakan kuratif. Taubat dan istighfar yang dilakukan secara tepat dapat membersihkan kekotoran lapisan tubuh pertama ini.
Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana].
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kedua ini berhubungan dengan Chakra Seks.
Lapisan Tubuh Energi kedua saya sebut sebagai Tubuh EGO, secara umum mungkin dikenal sebagai tubuh eterik atau tubuh prana. Whatever-lah… belum ada undang-undang atau konvensi yang mengatur penamaan ini.. hehehe..
Jika LTE pertama adalah tempat nafsu untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan tubuh fisik, maka LTE Kedua adalah tempat beradanya nafsu untuk pemenuhan Citra diri, harga diri, gengsi, dll. Pada lapisan inilah terdapat hasrat, ambisi, keinginan-keinginan. Aku ingin begini, aku ingin begitu.. persis lagunya Doraemon. Hasrat, ambisi, adalah fitrah manusia yang dapat mendorong manusia untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala hal: sosial, ekonomi, ilmu-pengetahuan, teknologi, spiritual, dll.
Lapisan Tubuh Kedua ini meliputi (dapat mengakses) lapisan Tubuh Pertama. Jika potensi ‘hasrat’ dipadu dengan nafsu seks maka akan menjadi dorongan untuk melakukan aktifitas seksual, begitu pula jika hasrat dipadu dengan nafsu makan, mungkin hasratnya tidak sekedar makan, tetapi ingin makanan yang lebih bergizi dan bergengsi, jadilah kegiatan makan yang tidak sekedar makan.
Jika hasrat, ambisi dan keinginan ini dibiarkan bebas, maka akan terjadi pelanggaran fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang cenderung melampaui batas. Ambisius, Mau menang sendiri, Serakah, tamak… Ketika hasrat ini diperturutkan menjadi bebas, kebablasan, maka LTE Kedua menjadi kotor yang akan menjadikan hijab dan sulit bagi kita (dikesadaran fisik) untuk memanfaatkan potensi-potensi lapisan tubuh energi diatasnya.
Dibalik hasrat, ambisi dan keinginan-keinginan, terdapat unsur-unsur pelengkap seperti : Berani dan Takut, Kecewa dan Puas, sakit hati dan senang hati. Takut adalah hal yang wajar, merupakan indikasi bahwa kita belum paham terhadap apa yang sedang/akan kita hadapi, tetapi Ketakutan adalah lain soal. Ketakutan menjadikan tubuh energi kita lemah, dan keberanian menjadikan kita kuat. Namun keberanian tanpa memperhatikan moral, etika, agama, dll, akan membuat Lapisan Tubuh Energi kedua ini menjadi kotor.
Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh Emosi
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh ketiga ini berhubungan dengan Chakra Solar Plexus.
Lapisan tubuh ketiga sering disebut sebagai tubuh astral, namun saya lebih suka menyebutnya sebagai Tubuh EMOSI. Mengapa? Karena pada lapisan tubuh energi inilah bersemayamnya segenap perasaan kita seperti: senang – susah, kecewa – puas, sakit hati, gembira – sedih, marah, takut – berani, dll.
Ketika kematian menjemput (Ruh ditarik pulang), lapisan tubuh pertama dan lapisan tubuh kedua akan mati dan terurai menjadi unsur-unsur alam semesta pembentuknya, sehingga mereka kehilangan Nafsu dan Hasrat. Lapisan tubuh ketiga, kelangsungannya tergantung dari ’status perasaan’ yang disandangnya. Ikhlas-kah ketika ia meninggal dunia? Tidak-terimakah? Bila orang tersebut meninggal dalam kondisi marah, dendam, kecewa, sedih, dengan kata-lain ”tidak berserah-diri kepada (takdir) Allah”, maka ia akan terus ”hidup” di alam energi dengan membawa emosi kemarahan itu. Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya, untuk menunggu di alam penantian yang seharusnya, yang enak, bila seluruh unsur energi – perasaan tersebut telah musnah. Tak ada kelekatan lagi.
Ingat pesan Allah SWT dalam Al Qur’an: ”.. dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri”. Berserah diri = Unbinding dari hal-hal duniawi atau apapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.
Maka tak heran seseorang yang sudah meninggal dunia, untuk ”sementara waktu” dapat menampakan diri kepada orang yang masih hidup. ”Sementara waktu” disini bisa berarti beberapa hari hingga beberapa ratus tahun, atau selamanya hingga yaumil kiyamah kelak. Waallahua’alam.
Tubuh ketiga merupakan duplikat tubuh fisik. Tubuh emosi setiap orang memiliki bentuk yang sempurna (utuh) meski saat hidup orang tersebut mempunyai cacat pada tubuh fisiknya. Perbedaannya dari satu orang ke orang yang lain adalah: ada yang pucat, berseri, cerah, dll.
Tubuh emosi inilah yang digunakan untuk melakukan perjalanan keluar tubuh atau perjalanan astral, Out of Body Experience, atau Rogoh Sukmo.
Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh Psikis
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh keempat ini berhubungan dengan Chakra Jantung.
Lapisan tubuh keempat, saya pribadi lebih senang menyebutnya sebagai Tubuh PIKIRAN tempat beradanya pikiran kita – MIND. Banyak orang menyebutnya sebagai tubuh mental atau tubuh psikis. Whatever lah…
Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh Pikiran adalah:
LTE Pertama, Kedua dan Ketiga pada dasarnya merupakan bagian dari LTE Ke empat ini.
Orang yang telah mengembangkan kemampuan LTE Keempat ini, akan mendapatkan kemampuan yang dikenal sebagai Extra Sensory Perception (ESP) – mendengar dan melihat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, melihat dan mendengar bukan menggunakan indera-indera ragawi. Kemampuan ESP bertumbuh secara bertahap, dapat saja saat ini hanya dapat menerka apa yang dipikirkan orang lain, lalu sampailah ia dapat ‘melihat’ apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana cara melatih dan memperbesar kemampuan ESP ini
ESP: Telepati, Clairvoyance, Projeksi pikiran dan Membaca pikiran adalah potensi dari tubuh pikiran ini, sedang Pola Pikir (Mindset) adalah bagaimana isi dari Pikiran kita tertata. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction) bekerja pada level energi ini.
Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGI
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kelima ini berhubungan dengan Chakra Tenggorokan.
Potensi apa yang yang dimiliki oleh lapisan tubuh kelima ini?
Lapisan tubuh kelima adalah Tubuh KESADARAN ENERGI. Seseorang dengan lapisan tubuh kelima yang telah berkembang sempurna, jika ia tertidur, maka hanya tubuh fisiknya saja yang tidur sedangkan tubuh energinya tetap sadar. Sadar pada saat tertidur.
Ketika bermimpi, ia sadar bahwa ia sedang berada di alam mimpi. Ketika tubuh fisiknya sedang dibius (anestesi), maka ia tetap sadar dan dapat melihat tubuh fisiknya yang sedang dioperasi – tanpa merasa sakit tentunya.
Sangat jarang orang yang memiliki Lapisan Tubuh Energi Ke Limanya yang telah berkembang sempurna, sebagian besar ”hidup kita”, default kesadaran kita ”parkir” ditubuh fisik (materi). Banyak orang menyebut bahwa kita, dengan kesadaran yang parkir ditubuh fisik, berada dalam keadaan ”tertidur”, mati dalam hidup.. (atau hidup dalam mati ya?.. ).
Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMIC
Lapisan tubuh energi keenam ini berkaitan dengan chakra Ajna yang terletak diantara kedua mata.
Lapisan tubuh keenam disebut sebagai Tubuh KESADARAN COSMIC. Melalui tubuh ini, seseorang bisa melihat alam semesta ini dengan gamblang. Anda bias berjalan-jalan meninggalkan planet bumi kita yang biru, semakin lama semakin terlihat mengecil. Anda bias melintasi langit.
Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMAD
Ruh Al-Quds inilah yang membawa penjelasan kemisian seseorang, untuk apa seseorang diciptakan Allah, secara spesifik orang-per-orang. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds, seseorang menjadi mengerti misi hidupnya sendiri. Mereka-mereka yang telah dianugerahi Kesadaran Ruh Al-Quds inilah yang disebut sebagai ‘ma’rifat’, dan telah mengenal diri sepenuhnya.
“Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa Rabbahu,” kata Rasulullah. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.
Dengan mengenal dirinya secara sejati, maka mulailah seseorang ber-agama secara sejati pula. “Awaluddiina ma’rifatullah,” kata Ali bin Abi Thalib kwh. Awalnya ad-diin (agama) adalah ma’rifatullah (mengenal Alah). Jadi berbeda dengan pengertian awam bahwa mencapai makrifat adalah tujuan beragama, justru sebaliknya: ma’rifat adalah awalnya beragama, ber-diin dengan sejati.
Keasadaran Ruh Al-Quds, ini ada juga yang menyebut dengan KESADARAN RUH ILAHI. Karena melalui kesadaran inilah Allah SWT memancarkan dengan sempurna Nur-Nya ke dalam diri manusia. Sehingga dalam faham kejawen, Ruh Al-Quds inilah yang disebut dengan Rasul Sejati.
Inilah Konsep ‘trinitas’ yang dikembalikan oleh Qur’an kepada hakikatnya semula: Allah, Ruh Al-Quds, dan jasad sang Insan Kamil. Pengertian trinitas ini, seiring dengan berjalannya waktu dan jauhnya aliran doktrin dari mata-airnya, perlahan berubah menjadi sesuatu yang abstrak: tiga tetapi satu dan satu tetapi tiga.
Namun Rasulullah melaui Qur’an, secara halus mengembalikan khazanah tritunggal ini kepada esensinya: bukan zatnya yang satu sekaligus tiga, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah Allah dan Insan Kamil, melalui kehadiran Ruh Al-Quds, telah sepenuhnya selaras dan menjadi satu kehendak. Apapun perbuatan, perilaku dan kehendak seorang Insan Kamil akan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah. Sedangkan Allah-nya sendiri, sebagai zat, tetap hanya satu. Inilah yang dikembalikan: Allah itu satu, tidak memiliki anak, dan anggota sistem ke-tiga-an itu terpisah, baik secara hakikat maupun zat. Wujudnya satu, bukan tiga.
Siapa saja Insan Kamil itu? Mereka adalah semua orang yang telah dianugerahi Allah Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya. Semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Isa as, dan para orang suci yang ber-maqam rahmaniyah dan rabbaniyah, adalah Insan Kamil.
Lapisan puncak tubuh energi inilah batas atas perjalanan tubuh energi hingga bertemu dengan keadaan non-eksistensi, kekosongan, tidak ada apa-apa. Mungkin inilah yang dikatakan oleh orang-orang sufi sebagai Alam Fana, atau kepercayaan timur lainnya mengatakannya sebagai Nirwana yang artinya kosong, kekosongan. Tidak ada apa-apa diketinggian alam puncak ini. Kita bisa menyadari tidak ada apa-apa, benar-benar awang-uwung disini. ”saya” pun sudah lenyap.
Fana bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Mengenal Diri kita. Fana hanyalah puncak dari kesadaran tubuh energi kita. Jadi Jangan terjebak dan berhenti pada lapis ke tujuh alam energi ini. Jangan karena tidak melihat apa-apa lantas berucap: ”oh.. tidak ada apa-apa selain aku. Akulah Sang Kebenaran”. Agar tidak terjebak, menjadi musryk, prinsip tauhid: La ilaha ilallah – Tiada tuhan selain ALLAH, harus tetap kita pegang teguh, sampai kapanpun.
KORELASI LAPISAN TUBUH ENERGI DAN LAPIS LANGIT ALAM ENERGI
Lapisan-lapisan Tubuh Energi berkorelasi dengan lapisan langit di alam (dimensi) energi. Lapisan Tubuh Energi Pertama berkorelasi dengan Langit Pertama alam energi, dan seterusnya. Jika seseorang telah berhasil mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Ke Tujuh, maka ia akan bisa ”mengakses” Langit Ketujuh Alam Energi.
Lapis Langit di atas, meliputi Lapis langit dibawahnya. Artinya, ketika seseorang bisa mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Energi Kelima dan ia tidak memiliki hambatan (hijab) pada lapisan-lapisan Tubuh Energi dibawahnya, juga tidak ada hambatan pada Tubuh Materinya, maka ia akan bisa menggunakan dan menikmati potensi-potensi lapisan Tubuh Keempat dengan sadar.
Bagaimana cara membersihkan LTE ini?
Secara umum, dalam dunia reiki dan sebangsanya, dikenal dengan istilah attunement: penyelarasan, pengaktifan Cakra-cakra melalui pembersihan / pembukaan. Cara-cara tersebut, saya pandang lebih berisiko dibanding menggunakan cara yang lebih islami. Resikonya adalah terjadinya penyumbatan-penyumbatan saluran energi tubuh akibat dari sisa “pembakaran” (pembersihan) Cakra dan saluran/jalur tubuh energi. Contoh resiko adalah Kundalini Syndrome. Cara Islami akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, karena tanpa efek-samping, kotoran akan lenyap tanpa mempengaruhi jalur energi ataupun cakra-cakra yang lain. Seperti apa cara Islami (yang saya maksud) tersebut?. Itulah yang disebut TAZKIYATUN NAFS atau bahasa kerennya Metode Kultivasi….
Bagaimana Cara Meningkatkan & Memurnikan Kesadaran Hingga Mencapai Kesadaran Ruh..??
Yaitu dengan Energi Al-Wasilah.
Allah swt berfirman :
“Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya[Al-Wasilah], dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses).”(QS.Al Maidah :35).
Syekh Sulaiman Zuhdi pada waktu menafsirkan QS.Al Maidah:35 menyatakan :
“Pengertian umum dari wasilah adalah sesuatu yang dapat menyampaikan kita kepada suatu maksud atau tujuan. Nabi Muhammad SAW adalah wasilah yang paling dekat untuk sampai kepada Allah SWT, kemudian kepada penerusnya-penerusnya yang Kamil Mukammil yang telah sampai kepada Allah SWT yang ada pada tiap-tiap abad atau tiap-tiap masa”
Umumnya pendapat ulama yang tidak mengenal Tasawuf Tarekat menyatakan bahwa Al-Wasilah itu hanya berupa amal ibadah. Namun perlu diperhatikan, Selama nafas terakhir kita belum meninggalkan tenggorokan, Lapisan Tubuh Energi (LTE) setiap saat berpotensi menjadi kotor. Bila kita terus menjaga Nafsu, Ego dan Emosi (NEE) agar tetap normal – tidak berlebihan, dan tetap menjaga ibadah-ibadah kita seperti Sholat, puasa dan dzikir, Insya Allah LTE kita akan tetap bersih. Jika kita lalai maka LTE kita akan menjadi kotor, dengan catatan bahwa puasa, sholat dan dzikir tersebut dilakukan dengan khusuk, dengan ingatan yang senantiasa terhubung dengan Allah Subhannalahu wata’ala.
Mengapa bisa demikian? Karena Tubuh Energi kita ini merupakan medan pertempuran antara Jiwa kita melawan iblis dan setan beserta balatentaranya. Jiwa kita berkepentingan menjaga agar LTE tetap bersih, supaya kita (badan wadag) memiliki kesadaran ilahiah, dan supaya tidak menjadi penghambat, penghalang, perjalanan Jiwa menempuh Alam Cahaya. Sementara Iblis dan sekutunya, yang merupakan musuh yang nyata bagi manusia, berusaha terus memanas-manasi NEE kita, memberikan pengaruh kebimbangan-kebimbangan dan keraguan dalam pikiran kita, hingga akhirnya LTE kita menjadi kotor dan dikuasai mereka.
Nah, pertanyaannya. Mampukah manusia yang setiap hari berjibaku melawan dirinya sendiri ini mengandalkan kekuatan amal ibadah dirinya sendiri sebagai Al-Wasilah untuk meningkatkan kesadarannya…??? Maka jawabnya adalah sangat TIDAK MUNGKIN….
Hanya Al-Wasilah yang datang dari sisi Allah swt sajalah yang mampu menaikkan derajat kesadaran manusia hingga ke derajatnya yang tertinggi. Al-Wasilah Itulah yang disebut Hidayah yaitu energi Al-Wasilah yang datang langsung Dari Allah SWT dan Syafaat atau Hidayah Allah yang melalui Rasulullah.
Al-Wasilah yang berupa syafaat Rasulullah inilah yang diwariskan secara berantai dalam Rantai Emas Silsilah Para Guru Muryid Tharekat untuk diberikan kepada kaum muslimin. Dan Karena dengan Al-Wasilah ini seseorang manusia yang masih kotor tubuh energinya mempunyai kesempatan untuk mengakses Kesadaran Ruh Al-Quds/Nur Muhammad yang berada di dalam dirinya dan menumbuh kembangkan spiritualitasnya hingga mencapai Kesadaran Nur Muhammad, maka untuk kemudian Al-Wasilah jenis ini juga disebut sebagai Nur Muhammad.
Dalam ilmu balaghah dikenal istilah “Majaz Mursal :
Prof.DR.H.S.S Kadirun Yahya menyatakan bahwa wasilah itu adalah suatu channel, saluran atau frekuensi yang tak terhingga yang langsung membawa kita kehaderat Allah SWT.
Wasilah itu ialah :
Wasilah itu telah ditanamkan ke dalam diri rohani Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW yang merupakan sentral penghubung antara Rasulullah SAW dan ummatnya menuju kehaderat Allah SWT.
Para Sahabat dan ummat Rasulllah SAW harus mendapatkan wasilah ini di samping menerima Alquran dan As-Sunah
Rasulullah SAW bersabda :
WALLAHU A’LAM
sumber: http://alifbraja.blogspot.com
- Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik
- Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana].
- Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh Emosi
- Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh Psikis
- Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGI
- Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMIC
- Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMAD
NAMUN sangat perlu dipahami, karena Basis (default) Kesadaran manusia (hidup) berada di tubuh fisik. Jika pada lapisan-lapisan bawah tubuh energi bermasalah (kotor), maka dapat menjadi penghalang (HIJAB) untuk mencapai kesadaran atau menggunakan potensi kemampuan lapisan energi yang berada diatasnya.
Lapis Tubuh Energi Pertama : Tubuh Fisik
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh pertama berhubungan dengan Chakra Dasar.
LTE pertama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tubuh fisik. Seseorang yang berniat mengolah dan memanfaatkan potensi Tubuh Energi dan potensi Tubuh Cahayanya, harus merawat kesehatan LTE pertama ini dengan cara menjaga keseimbangan kebutuhan tubuh fisik seperti:
- Makan & Minum. Makanlah makanan yang halal (baik cara perolehan maupun kandungan dzatnya), baik dan teratur, tidak berlebihan, serta gizi yang baik. Makanan yang didapatkan secara haram akan mengotori LTE ini.
- Hubungan Seks. Lakukan secara halal dan tidak berlebihan.
- Olah raga secara cukup dan teratur. Tubuh fisik kita tidak bisa terus-menerus berdiam diri, ia harus digerakkan secara teratur. Sudah sangat jamak diketahui bahwa jika tubuh ini kurang gerak maka penyakit-penyakit akan numpuk, begitu juga sirkulasi energi yang ada kurang aktif.
- Istirahat dan tidur yang cukup untuk memulihkan energi.
Dalam agama islam, mungkin kita bisa merujuk pada sebuah hadist yang sangat populer, kira-kira intinya adalah sbb: ”Berhentilah makan sebelum kenyang”. Mengapa kita dinasihatkan demikian? Mungkin, jawabannya kurang-lebih adalah demikian:
- Kekenyangan dapat membawa dampak yang kurang bagus bagi tubuh fisik, menjadi ”endut”.
- Kekenyangan dikhawatirkan hanya memperturutkan nafsu belaka, sehingga tumbuh sifat serakah.
- Dll.. (hehehe.. ini menunjukkan sedikitnya perbendaharaan yang saya miliki.. )
Jika nafsu-nafsu makan, minum, berhubungan seks, bergerak, yang melekat dan sebagai driver untuk menjaga kelangsungan hidup tubuh fisik ini terlalu menonjol (berlebih) maka lapisan tubuh pertama ini akan menjadi kotor dan bisa menjadi Hijab untuk mengakses potensi-potensi LTE diatasnya.
Kekotoran bisa terjadi, bukan hanya sebagai ”akibat” dari tindakan (action), tetapi ”hanya” dalam tataran fantasi dan imajinasi pun sangat mungkin membuat lapisan tubuh energi ini menjadi kotor. Ketakutan / kekhawatiran yang berlebih akan terputusnya kelangsungan (sumber) rizki (makan) pun dapat mengotori LTE ini.
Jika LTE Pertama ini kotor, Bagaimana mengatasinya?
Dalam agama islam, secara preventif banyak ”pasal” yang mengatur masalah ini, seperti menjaga pandangan dari hal-hal yang haram dan diharamkan, menutup aurat, tidak berdua-duaan dengan yang bukan muhrim, puasa sunnah, puasa wajib, tidak makan daging babi, bangkai, darah, minum-minuman keras dan lain sebagainya. Puasa juga dapat dilakukan sebagai tindakan kuratif. Taubat dan istighfar yang dilakukan secara tepat dapat membersihkan kekotoran lapisan tubuh pertama ini.
Lapis Tubuh Energi Kedua : Tubuh EGO [tubuh eterik atau tubuh prana].
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kedua ini berhubungan dengan Chakra Seks.
Lapisan Tubuh Energi kedua saya sebut sebagai Tubuh EGO, secara umum mungkin dikenal sebagai tubuh eterik atau tubuh prana. Whatever-lah… belum ada undang-undang atau konvensi yang mengatur penamaan ini.. hehehe..
Jika LTE pertama adalah tempat nafsu untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan tubuh fisik, maka LTE Kedua adalah tempat beradanya nafsu untuk pemenuhan Citra diri, harga diri, gengsi, dll. Pada lapisan inilah terdapat hasrat, ambisi, keinginan-keinginan. Aku ingin begini, aku ingin begitu.. persis lagunya Doraemon. Hasrat, ambisi, adalah fitrah manusia yang dapat mendorong manusia untuk selalu menjadi lebih baik dalam segala hal: sosial, ekonomi, ilmu-pengetahuan, teknologi, spiritual, dll.
Lapisan Tubuh Kedua ini meliputi (dapat mengakses) lapisan Tubuh Pertama. Jika potensi ‘hasrat’ dipadu dengan nafsu seks maka akan menjadi dorongan untuk melakukan aktifitas seksual, begitu pula jika hasrat dipadu dengan nafsu makan, mungkin hasratnya tidak sekedar makan, tetapi ingin makanan yang lebih bergizi dan bergengsi, jadilah kegiatan makan yang tidak sekedar makan.
Jika hasrat, ambisi dan keinginan ini dibiarkan bebas, maka akan terjadi pelanggaran fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang cenderung melampaui batas. Ambisius, Mau menang sendiri, Serakah, tamak… Ketika hasrat ini diperturutkan menjadi bebas, kebablasan, maka LTE Kedua menjadi kotor yang akan menjadikan hijab dan sulit bagi kita (dikesadaran fisik) untuk memanfaatkan potensi-potensi lapisan tubuh energi diatasnya.
Dibalik hasrat, ambisi dan keinginan-keinginan, terdapat unsur-unsur pelengkap seperti : Berani dan Takut, Kecewa dan Puas, sakit hati dan senang hati. Takut adalah hal yang wajar, merupakan indikasi bahwa kita belum paham terhadap apa yang sedang/akan kita hadapi, tetapi Ketakutan adalah lain soal. Ketakutan menjadikan tubuh energi kita lemah, dan keberanian menjadikan kita kuat. Namun keberanian tanpa memperhatikan moral, etika, agama, dll, akan membuat Lapisan Tubuh Energi kedua ini menjadi kotor.
Lapis Tubuh Energi Ketiga : Tubuh Astral / Tubuh Emosi
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh ketiga ini berhubungan dengan Chakra Solar Plexus.
Lapisan tubuh ketiga sering disebut sebagai tubuh astral, namun saya lebih suka menyebutnya sebagai Tubuh EMOSI. Mengapa? Karena pada lapisan tubuh energi inilah bersemayamnya segenap perasaan kita seperti: senang – susah, kecewa – puas, sakit hati, gembira – sedih, marah, takut – berani, dll.
Ketika kematian menjemput (Ruh ditarik pulang), lapisan tubuh pertama dan lapisan tubuh kedua akan mati dan terurai menjadi unsur-unsur alam semesta pembentuknya, sehingga mereka kehilangan Nafsu dan Hasrat. Lapisan tubuh ketiga, kelangsungannya tergantung dari ’status perasaan’ yang disandangnya. Ikhlas-kah ketika ia meninggal dunia? Tidak-terimakah? Bila orang tersebut meninggal dalam kondisi marah, dendam, kecewa, sedih, dengan kata-lain ”tidak berserah-diri kepada (takdir) Allah”, maka ia akan terus ”hidup” di alam energi dengan membawa emosi kemarahan itu. Ia tidak dapat meneruskan perjalanannya, untuk menunggu di alam penantian yang seharusnya, yang enak, bila seluruh unsur energi – perasaan tersebut telah musnah. Tak ada kelekatan lagi.
Ingat pesan Allah SWT dalam Al Qur’an: ”.. dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan berserah diri”. Berserah diri = Unbinding dari hal-hal duniawi atau apapun, kecuali hanya kepada Allah SWT.
Maka tak heran seseorang yang sudah meninggal dunia, untuk ”sementara waktu” dapat menampakan diri kepada orang yang masih hidup. ”Sementara waktu” disini bisa berarti beberapa hari hingga beberapa ratus tahun, atau selamanya hingga yaumil kiyamah kelak. Waallahua’alam.
Tubuh ketiga merupakan duplikat tubuh fisik. Tubuh emosi setiap orang memiliki bentuk yang sempurna (utuh) meski saat hidup orang tersebut mempunyai cacat pada tubuh fisiknya. Perbedaannya dari satu orang ke orang yang lain adalah: ada yang pucat, berseri, cerah, dll.
Tubuh emosi inilah yang digunakan untuk melakukan perjalanan keluar tubuh atau perjalanan astral, Out of Body Experience, atau Rogoh Sukmo.
Lapis Tubuh Energi Keempat Tubuh PIKIRAN/Tubuh Mental atau Tubuh Psikis
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh keempat ini berhubungan dengan Chakra Jantung.
Lapisan tubuh keempat, saya pribadi lebih senang menyebutnya sebagai Tubuh PIKIRAN tempat beradanya pikiran kita – MIND. Banyak orang menyebutnya sebagai tubuh mental atau tubuh psikis. Whatever lah…
Beberapa aktifitas yang dilakukan oleh Pikiran adalah:
- Berpikir
- Imajinasi dan Visualisasi
- Fantasy dan Berkhayal
- Mimpi
LTE Pertama, Kedua dan Ketiga pada dasarnya merupakan bagian dari LTE Ke empat ini.
Orang yang telah mengembangkan kemampuan LTE Keempat ini, akan mendapatkan kemampuan yang dikenal sebagai Extra Sensory Perception (ESP) – mendengar dan melihat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, melihat dan mendengar bukan menggunakan indera-indera ragawi. Kemampuan ESP bertumbuh secara bertahap, dapat saja saat ini hanya dapat menerka apa yang dipikirkan orang lain, lalu sampailah ia dapat ‘melihat’ apa yang dipikirkan orang lain. Bagaimana cara melatih dan memperbesar kemampuan ESP ini
ESP: Telepati, Clairvoyance, Projeksi pikiran dan Membaca pikiran adalah potensi dari tubuh pikiran ini, sedang Pola Pikir (Mindset) adalah bagaimana isi dari Pikiran kita tertata. Hukum Ketertarikan (Law of Attraction) bekerja pada level energi ini.
Lapis Tubuh Energi Kelima : Tubuh KESADARAN ENERGI
Dalam kepercayaan timur, lapisan tubuh kelima ini berhubungan dengan Chakra Tenggorokan.
Potensi apa yang yang dimiliki oleh lapisan tubuh kelima ini?
Lapisan tubuh kelima adalah Tubuh KESADARAN ENERGI. Seseorang dengan lapisan tubuh kelima yang telah berkembang sempurna, jika ia tertidur, maka hanya tubuh fisiknya saja yang tidur sedangkan tubuh energinya tetap sadar. Sadar pada saat tertidur.
Ketika bermimpi, ia sadar bahwa ia sedang berada di alam mimpi. Ketika tubuh fisiknya sedang dibius (anestesi), maka ia tetap sadar dan dapat melihat tubuh fisiknya yang sedang dioperasi – tanpa merasa sakit tentunya.
Sangat jarang orang yang memiliki Lapisan Tubuh Energi Ke Limanya yang telah berkembang sempurna, sebagian besar ”hidup kita”, default kesadaran kita ”parkir” ditubuh fisik (materi). Banyak orang menyebut bahwa kita, dengan kesadaran yang parkir ditubuh fisik, berada dalam keadaan ”tertidur”, mati dalam hidup.. (atau hidup dalam mati ya?.. ).
Lapis Tubuh Energi Keenam : Tubuh KESADARAN COSMIC
Lapisan tubuh energi keenam ini berkaitan dengan chakra Ajna yang terletak diantara kedua mata.
Lapisan tubuh keenam disebut sebagai Tubuh KESADARAN COSMIC. Melalui tubuh ini, seseorang bisa melihat alam semesta ini dengan gamblang. Anda bias berjalan-jalan meninggalkan planet bumi kita yang biru, semakin lama semakin terlihat mengecil. Anda bias melintasi langit.
Lapis Tubuh Energi Ketujuh : Tubuh KESADARAN RUH AL-QUDS/NUR MUHAMMAD
Ruh Al-Quds inilah yang membawa penjelasan kemisian seseorang, untuk apa seseorang diciptakan Allah, secara spesifik orang-per-orang. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds, seseorang menjadi mengerti misi hidupnya sendiri. Mereka-mereka yang telah dianugerahi Kesadaran Ruh Al-Quds inilah yang disebut sebagai ‘ma’rifat’, dan telah mengenal diri sepenuhnya.
“Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa Rabbahu,” kata Rasulullah. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.
Dengan mengenal dirinya secara sejati, maka mulailah seseorang ber-agama secara sejati pula. “Awaluddiina ma’rifatullah,” kata Ali bin Abi Thalib kwh. Awalnya ad-diin (agama) adalah ma’rifatullah (mengenal Alah). Jadi berbeda dengan pengertian awam bahwa mencapai makrifat adalah tujuan beragama, justru sebaliknya: ma’rifat adalah awalnya beragama, ber-diin dengan sejati.
Keasadaran Ruh Al-Quds, ini ada juga yang menyebut dengan KESADARAN RUH ILAHI. Karena melalui kesadaran inilah Allah SWT memancarkan dengan sempurna Nur-Nya ke dalam diri manusia. Sehingga dalam faham kejawen, Ruh Al-Quds inilah yang disebut dengan Rasul Sejati.
Inilah Konsep ‘trinitas’ yang dikembalikan oleh Qur’an kepada hakikatnya semula: Allah, Ruh Al-Quds, dan jasad sang Insan Kamil. Pengertian trinitas ini, seiring dengan berjalannya waktu dan jauhnya aliran doktrin dari mata-airnya, perlahan berubah menjadi sesuatu yang abstrak: tiga tetapi satu dan satu tetapi tiga.
Namun Rasulullah melaui Qur’an, secara halus mengembalikan khazanah tritunggal ini kepada esensinya: bukan zatnya yang satu sekaligus tiga, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah Allah dan Insan Kamil, melalui kehadiran Ruh Al-Quds, telah sepenuhnya selaras dan menjadi satu kehendak. Apapun perbuatan, perilaku dan kehendak seorang Insan Kamil akan sepenuhnya sesuai dengan kehendak Allah. Sedangkan Allah-nya sendiri, sebagai zat, tetap hanya satu. Inilah yang dikembalikan: Allah itu satu, tidak memiliki anak, dan anggota sistem ke-tiga-an itu terpisah, baik secara hakikat maupun zat. Wujudnya satu, bukan tiga.
Siapa saja Insan Kamil itu? Mereka adalah semua orang yang telah dianugerahi Allah Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya. Semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Isa as, dan para orang suci yang ber-maqam rahmaniyah dan rabbaniyah, adalah Insan Kamil.
Lapisan puncak tubuh energi inilah batas atas perjalanan tubuh energi hingga bertemu dengan keadaan non-eksistensi, kekosongan, tidak ada apa-apa. Mungkin inilah yang dikatakan oleh orang-orang sufi sebagai Alam Fana, atau kepercayaan timur lainnya mengatakannya sebagai Nirwana yang artinya kosong, kekosongan. Tidak ada apa-apa diketinggian alam puncak ini. Kita bisa menyadari tidak ada apa-apa, benar-benar awang-uwung disini. ”saya” pun sudah lenyap.
Fana bukanlah tujuan akhir dari perjalanan Mengenal Diri kita. Fana hanyalah puncak dari kesadaran tubuh energi kita. Jadi Jangan terjebak dan berhenti pada lapis ke tujuh alam energi ini. Jangan karena tidak melihat apa-apa lantas berucap: ”oh.. tidak ada apa-apa selain aku. Akulah Sang Kebenaran”. Agar tidak terjebak, menjadi musryk, prinsip tauhid: La ilaha ilallah – Tiada tuhan selain ALLAH, harus tetap kita pegang teguh, sampai kapanpun.
KORELASI LAPISAN TUBUH ENERGI DAN LAPIS LANGIT ALAM ENERGI
Lapisan-lapisan Tubuh Energi berkorelasi dengan lapisan langit di alam (dimensi) energi. Lapisan Tubuh Energi Pertama berkorelasi dengan Langit Pertama alam energi, dan seterusnya. Jika seseorang telah berhasil mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Ke Tujuh, maka ia akan bisa ”mengakses” Langit Ketujuh Alam Energi.
Lapis Langit di atas, meliputi Lapis langit dibawahnya. Artinya, ketika seseorang bisa mengembangkan potensi Lapisan Tubuh Energi Kelima dan ia tidak memiliki hambatan (hijab) pada lapisan-lapisan Tubuh Energi dibawahnya, juga tidak ada hambatan pada Tubuh Materinya, maka ia akan bisa menggunakan dan menikmati potensi-potensi lapisan Tubuh Keempat dengan sadar.
Bagaimana cara membersihkan LTE ini?
Secara umum, dalam dunia reiki dan sebangsanya, dikenal dengan istilah attunement: penyelarasan, pengaktifan Cakra-cakra melalui pembersihan / pembukaan. Cara-cara tersebut, saya pandang lebih berisiko dibanding menggunakan cara yang lebih islami. Resikonya adalah terjadinya penyumbatan-penyumbatan saluran energi tubuh akibat dari sisa “pembakaran” (pembersihan) Cakra dan saluran/jalur tubuh energi. Contoh resiko adalah Kundalini Syndrome. Cara Islami akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, karena tanpa efek-samping, kotoran akan lenyap tanpa mempengaruhi jalur energi ataupun cakra-cakra yang lain. Seperti apa cara Islami (yang saya maksud) tersebut?. Itulah yang disebut TAZKIYATUN NAFS atau bahasa kerennya Metode Kultivasi….
Bagaimana Cara Meningkatkan & Memurnikan Kesadaran Hingga Mencapai Kesadaran Ruh..??
Yaitu dengan Energi Al-Wasilah.
Allah swt berfirman :
“Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya[Al-Wasilah], dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses).”(QS.Al Maidah :35).
Syekh Sulaiman Zuhdi pada waktu menafsirkan QS.Al Maidah:35 menyatakan :
“Pengertian umum dari wasilah adalah sesuatu yang dapat menyampaikan kita kepada suatu maksud atau tujuan. Nabi Muhammad SAW adalah wasilah yang paling dekat untuk sampai kepada Allah SWT, kemudian kepada penerusnya-penerusnya yang Kamil Mukammil yang telah sampai kepada Allah SWT yang ada pada tiap-tiap abad atau tiap-tiap masa”
Umumnya pendapat ulama yang tidak mengenal Tasawuf Tarekat menyatakan bahwa Al-Wasilah itu hanya berupa amal ibadah. Namun perlu diperhatikan, Selama nafas terakhir kita belum meninggalkan tenggorokan, Lapisan Tubuh Energi (LTE) setiap saat berpotensi menjadi kotor. Bila kita terus menjaga Nafsu, Ego dan Emosi (NEE) agar tetap normal – tidak berlebihan, dan tetap menjaga ibadah-ibadah kita seperti Sholat, puasa dan dzikir, Insya Allah LTE kita akan tetap bersih. Jika kita lalai maka LTE kita akan menjadi kotor, dengan catatan bahwa puasa, sholat dan dzikir tersebut dilakukan dengan khusuk, dengan ingatan yang senantiasa terhubung dengan Allah Subhannalahu wata’ala.
Mengapa bisa demikian? Karena Tubuh Energi kita ini merupakan medan pertempuran antara Jiwa kita melawan iblis dan setan beserta balatentaranya. Jiwa kita berkepentingan menjaga agar LTE tetap bersih, supaya kita (badan wadag) memiliki kesadaran ilahiah, dan supaya tidak menjadi penghambat, penghalang, perjalanan Jiwa menempuh Alam Cahaya. Sementara Iblis dan sekutunya, yang merupakan musuh yang nyata bagi manusia, berusaha terus memanas-manasi NEE kita, memberikan pengaruh kebimbangan-kebimbangan dan keraguan dalam pikiran kita, hingga akhirnya LTE kita menjadi kotor dan dikuasai mereka.
Nah, pertanyaannya. Mampukah manusia yang setiap hari berjibaku melawan dirinya sendiri ini mengandalkan kekuatan amal ibadah dirinya sendiri sebagai Al-Wasilah untuk meningkatkan kesadarannya…??? Maka jawabnya adalah sangat TIDAK MUNGKIN….
Hanya Al-Wasilah yang datang dari sisi Allah swt sajalah yang mampu menaikkan derajat kesadaran manusia hingga ke derajatnya yang tertinggi. Al-Wasilah Itulah yang disebut Hidayah yaitu energi Al-Wasilah yang datang langsung Dari Allah SWT dan Syafaat atau Hidayah Allah yang melalui Rasulullah.
Al-Wasilah yang berupa syafaat Rasulullah inilah yang diwariskan secara berantai dalam Rantai Emas Silsilah Para Guru Muryid Tharekat untuk diberikan kepada kaum muslimin. Dan Karena dengan Al-Wasilah ini seseorang manusia yang masih kotor tubuh energinya mempunyai kesempatan untuk mengakses Kesadaran Ruh Al-Quds/Nur Muhammad yang berada di dalam dirinya dan menumbuh kembangkan spiritualitasnya hingga mencapai Kesadaran Nur Muhammad, maka untuk kemudian Al-Wasilah jenis ini juga disebut sebagai Nur Muhammad.
Dalam ilmu balaghah dikenal istilah “Majaz Mursal :
مِنْ إطْلاَقِ الْمَحَلِّ وَإرَادَةِ الْحَال
artinya menyebut wadah, sedangkan sebenarnya yang dimaksud adalah
isinya. Disebutkan pula Nabi Muhammad sebagai wasilah, tetapi yang
dimaksud sebenarnya adalah Nuurun ala nuurin yang ada pada rohani
Rasulullah SAW.Prof.DR.H.S.S Kadirun Yahya menyatakan bahwa wasilah itu adalah suatu channel, saluran atau frekuensi yang tak terhingga yang langsung membawa kita kehaderat Allah SWT.
Wasilah itu ialah :
نُوْرٌُ عَلىَ نُوْرٍِ يَهْدِاللهُ لِنُوْرِهِ مَنْ يَشَآءُ
“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki “(QS An-Nur :35).Wasilah itu telah ditanamkan ke dalam diri rohani Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW yang merupakan sentral penghubung antara Rasulullah SAW dan ummatnya menuju kehaderat Allah SWT.
Para Sahabat dan ummat Rasulllah SAW harus mendapatkan wasilah ini di samping menerima Alquran dan As-Sunah
Rasulullah SAW bersabda :
كن مع الله فإن لم تكن مع الله كن مع من مع الله فإنه يصيلك الى الله
“Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa
menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta
dengan orang yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang
itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah” (H.R. Abu Daud).WALLAHU A’LAM
sumber: http://alifbraja.blogspot.com
Thursday, October 11, 2012
MAKNA SURAT AL FATIHAH
Pembaca
blog yang budiman, surat Al Fatihah dikenal sebagai intisari Al Qur’an ,
karena itu pada saat melaksanakan sholat, surat Al Fatihah harus
dibacakan dalam setiap rakaat…
Dalam pengalaman saya sebagai penyembuh spiritual selama sekitar
30 tahun, ternyata semua pasien saya yang terserang berbagai penyakit,
baik itu medis maupun non medis, semuanya tidak tahu arti dan makna dari
Al Fatihah …
Hampir semuanya hanya hapal bahasa arabnya tapi tidak tahu artinya…
Memang sebagian kecil ada yang tahu artinya, tapi hanya sebagian kecil dari ayat nya saja….
Dari
pengalaman ini, saya berkesimpulan bahwa kalau mau hidup selamat,
terbebas dari berbagai penyakit dan masalah, setiap orang yang mengaku
beragama Islam, mutlak harus memahami dengan baik dan benar makna dari
Surat Al Fatihah…
Karena
itu saya tayangkan cuplikan Tadabbur Al Fatihah dari weblog Tadabbur
Qur.an milik Ustadz Fadhilza untuk memahami makna Surat Al Fatihah
secara baik dan benar…
( Pak Fadhilza,… saya minta izin ya, menyebar luaskan Tadabbur Al Fatihah milik bapak…)
INILAH ARTI/MAKNA DARI SURAT AL FATIHAH:
Ayat 1: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Rasakan
betapa besar kasih sayang Allah kepada kita semua, bayangkan semua
nikmat yang telah kita terima dariNya. Nikmat udara yang kita hirup,
nikmat penglihatan, nikmat pendengaran, nikmat sehat. Apakah kita sudah
berterima kasih padaNya??. Rasakan
kasih sayang dan sifatnya yang maha pengasih serta pemurah. Rasakan
getaran dihati anda, hingga timbul dorongan untuk menangis. Silahkan
menangis jika dorongan itu memang kuat. Jangan tahan tangisan anda.
Ayat 2: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Rasakan betapa mulianya Allah, betapa Agungnya Dia , hanya Dialah yang berhak dipuji. Dialah Tuhan penguasa Alam semesta yang maha mulia dan Maha terpuji. Rasakan
betapa hina dan tidak berartinya kita dihadapan Dia. Lenyapkan semua
kesombongan diri dihadapaNya. Rasakan getaran yang dahsyat didada anda…
Ayat 3: “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Rasakan seperti pada ayat pertama
Ayat 4: “Yang menguasai hari pembalasan”
Bayangkan seolah olah anda berada dihapan Allah di padang Mahsyar kelak. Dia lah penguasa tunggal dihari itu. Bagaimana keadaan anda dihari itu? Rasakan dan hayati ayat tadabbur yang anda dengar. Biarkan airmata anda mengalir . Menangislah dihadapan Allah pada hari ini , disaat pintu taubat masih terbuka. Jangan sampai anda menangis kelak dihari berbangkit ketika pintu taubat telah tertutup
Ayat 5: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”
Inilah
pengakuan anda bahwa hanya Dia yang anda sembah, dan hanya padaNya anda
mohon pertolongan. Buatlah pengakuan dengan tulus dan iklas.
Ayat 6: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”
Mohonlah
padanya agar ditunjuki jalan yang lurus. Jalan yang penuh dengan rahmat
dan berkahNya. Dengarkan dan hayati kalimat tadabbur yang anda dengar
Ayat
7: “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat
kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat”.
Bayangkan
jalan orang orang yang telah mendapat nikmat , kebahagian dan
kesuksesan sebagai karunia dari sisinya. Berharaplah untuk mendapat
kebahagian seperti orang itu.
Bayangkan pula jalan orang orang yang mendapat murka dan azabnya
Bayangkan pula jalan yang ditempuh orang yang sesat mohon agar dijauhkan dari jalan itu.
Jika
anda orang yang berhati peka pasti anda akan menangis, mendengar bacaan
tadabbur ini. Jika anda belum merasakan getaran apapun dihati anda.
Ulangi terus tadabbur ini. Gunung saja akan hancur mendengar ayat Qur’an
, hati anda tidak sebesar gunung bukan? Mudah mudahan Allah tidak
mengunci mati hati anda ..
sumber : http://tirtaamijaya.com
Thursday, October 4, 2012
Puasa Dan Kedahsyatan Energi Ilahi
Puasa adalah momentum kita semua untuk menghayati hakikat kekekalan
energi. Bahwa tiada yang berkuasa dengan kuasa yang mutlak melainkan
Allah SWT. Hatinya bersaksi, bahwa kekuasaan Allah SWT meliputi segala yang
ada termasuk dirinya sendiri. Kekekalan ini terasa KETIKA KITA BERPUASA
TIDAK MAKAN DAN MINUM, MENAHAN NAFSU MAKA YANG TERJADI ADALAH KUN
FAYAKUN, ENERGI ILAHI YANG LUAR BIASA DAHSYAT AKAN MENGALIR DALAM DIRI
KITA. Dengan syarat, puasa kita adalah puasa yang betul.
Puasa Ramadhan yang rata-rata terdiri dari 30 hari bisa dibagi menjadi tiga momentum. 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari ketiga. Pada 10 hari pertama kita mengoreksi diri dalam hal KESALAHAN OBYEKTIF mengenai makan dan minum. Kita kuat sesungguhnya bukan karena energi dari makanan dan minuman dan yang benar adalah kita kuat dan segar karena LA HAULA WA LA QUWWATA ILA BIL-LAH. Hakikat energi yang berasal dari makanan dan minuman itu sebenarnya hanya energi yang bisa terjadi atas perkenaan NYA semata.
Saat puasa, badan kita terasa lemah lunglai tiada berdaya. Namun sesungguhnya rasakanlah saat itu justeru muncul energi Ilahi dalam diri. Sama seperti saat bahaya mengancam, tiba-tiba energi kekuatan muncul tiada terduga… Itulah energi Ilahi yang keluar saat kita pasrah total. Tanpa pasrah total, ikhlas atau nrimo kita tidak akan pernah bisa didatangi oleh energi Ilahi. Maka pada saat puasa pula, biasanya merupakan saat terbaik untuk melakukan pemancaran energi Ilahi seperti mendoakan kesembuhan orang lain, kelancaran rezeki dan sebagainya.
Dan sesungguhnya energi Ilahi itu sudah tersimpan di dalam Kitab-NYA berupa ayat-ayat kauniah yang tergelar di alam semesta ini. Tinggal sekarang apakah kita mampu membuka kuncinya atau tidak? INNA QUWWATIH, NAKABAN NATAH KITABAN NATAH.. WA INNAMA AMRUHU IDZA ARODA SYAI’AN AN YAQULA LAHU KUN FAYAKUN.
Pada 10 hari kedua yaitu hari kesebelas hingga hari kedua puluh bulan Ramadhan, kita koreksi kesalah pahaman mengenai pembuangan tenaga. Bahwa kita tidak lah membuang tenaga melainkan justeru kembali ke NAFSIN WAHIDATIN. Alastu birabbikum, kalu bala syahidna (QS 7:172) yaitu Janji Kawula Gusti.
Dan puncaknya terjadi pada 10 hari ketiga yaitu hari kedua puluh satu hingga selesai bulan Ramadhan yaitu saat terjadinya LAILATUL QADAR. Yaitu teraksesnya ENERGI ILAHI oleh kesadaran ruhani kita seperti 1000 energi cahaya bulan yang menjadi satu dalam satu momentum beserta kepastian Furqoni 82 tahun yaitu energi LA ILAHA ILAL-LAH.
Allah SWT yang menganugerahkan energi pada manusia agar dengan energi yang dimilikinya itu dia memiliki sedikit kuasa untuk berusaha dan berbuat. Namun perlu diingat bahwa kuasa dan upaya tersebut tentunya hanya "pinjaman" yang akan "kembali" kepada Yang Punya Kuasa.
Menyelami makna LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH (Tiada daya dan upaya melainkan dengan bantuan Allah) dalam dirinya. Ungkapan tauhid ini mengandungi rahasia bahwa Tuhanlah yang Memiliki Semua Energi di alam semesta ini. Tiada satu pun energi kecuali berada di dalam kekekalan energi-NYA.
Kita makan dan minum untuk mencari sumber tenaga. Sumber tenaga dari makan dan minuman yang kita konsumsi sesungguhnya berasal dari tanaman, tumbuhan dan hewan. Mereka mendapat energi dari rantai makanan lain begitu seterusnya hingga akhirnya bermuara pada satu sumber energi yang tidak berasal dari sumber energi lain, yaitu Energi Ilahi.
Mereka yang tenggelam dalam lautan penyaksian wahdah (kesatuan sifat-sifat Allah) pasti menghayati bahwa manusia dan seluruh alam ini tidak pernah terlepas daripada kekuasaan Allah SWT. Maka, dia merasa harus menghambakan dirinya dan memilih untuk mentaati-Nya.
Tidak mudah untuk menemukan rumusan rahasia ini. Kita bisa berteori namun umumnya belum sampai pada pemahaman yang sesungguhnya. Mata, telinga dan hati kita masih terhijab dan hakikat hukum kekekalan energi Allah SWT belum mampu kita temukan. Kita masih menganggap bahwa yang berperanan dalam memberi manfaat dan menolak kemudaratan adalah dirinya sendiri dan makhluk-makhluk di sekitarnya.
Kita yang lalai itu terhijab dengan perbuatan Allah (af’aal) melalui makhluk-makhlukNya (infi’al) sehingga gagal menghayati makna sebenar wujud seluruh makhluk. Kita terhijab dalam kepompong hukum sebab akibat sehingga tidak dapat menghayati konsep qudrat (kekuasaan), iradah dan ilmu Allah.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada kita sebagai berikut: KUNCI SEBENARNYA MENGAKSES ENERGI ILAHI YAITU MENGAKUI KEKUASAAN ALLAH SWT DENGAN CARA MENGAKUI KELEMAHAN DIRI DI HADAPAN-NYA SEBAGAIMANA MUSA AS YANG TERSUNGKUR DI BUKIT SINAI. ATAU BERSUJUDNYA SEORANG MUSLIM DENGAN SUNGGUH SUNGGUH SUJUD SAAT SHOLAT. KEYAKINAN INI JIKA DITERJEMAHKAN DALAM DIRI SESEORANG MAKA DIA AKAN MENGHADAPI KEHIDUPAN INI DENGAN PENUH KEPASRAHAN, NRIMO, IKHLAS, KETERGANTUNGAN HATI HANYA KEPADA-NYA TANPA RASA KEBIMBANGAN SEDIKITPUN.
Apa yang dia laksanakan adalah apa yang dituntut oleh Allah. Mereka tidak perlu risau soal hasil karena sudah ada jaminan kepastian atas dirinya. Namun, tatkala mengetahui bahwa hanya Allah yang Maha Berkuasa dalam kehidupan ini, maka dia pun tidak bermalas-malasan dan sebaliknya akan "berusaha" sekeras mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Allah menugaskan agar kita berusaha dalam rangka menunaikan tugas penghambaan diri. Usaha yang kita lakukan sebenarnya telah diperintahkan oleh Allah dan ini kita lakukan dalam rangka penyempurnaan ibadah. Kita dilarang keras jadi pemalas! Karena kewajiban kita adalah melaksanakan ibadah khusus (syahadat, sholat, zakat, puasa dan sebagainya) dan ibadah umum (mencari rezeki, beramal kebajikan demi kesejahteraan semua makhluk hidup, melestarikan alam sekitar dan sebagainya).
Energi Ilahi Yang Kekal
Ada satu fenomena yang bila kita memikirkannya kita akan menyebut ALLAHU AKBAR.. aneh tapi nyata.. yaitu tentang cahaya. Di dalam QS An Nur 35 menjelaskan: "Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah ibarat misykat. Di dalam misykat itu ada pelita. Pelita itu ada di dalam kaca. Kaca itu laksana bintang berkilau. Dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati. Pohon zaitun yang bukan di timur atau di barat. Yang minyaknya hampir menyala dengan sendirinya walaupun tiada api menyentuhnya. Cahaya di atas Cahaya! Allah menuntun kepada cahaya-NYA, siapa saja yang ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segalanya."
Kenapa Allah SWT mengidentifikasikan diri-Nya dengan perumpamaan Cahaya Maha Cahaya? Jawabannya adalah cahaya tidak pernah kehabisan energi.
Ada anggapan sementara kaum ilmuwan di dalam Teori Einstein bahwa cahaya akan kehilangan energinya ketika meninggalkan medan gravitasi yaitu dengan bergeser warnanya ke arah warna merah dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Yang dimaksud kehilangan energinya adalah bukan dalam artian benar-benar hilang, tetapi energinya berkurang dengan mentransferkan energinya menjadi bentuk yang lain.
Cahaya ketika meninggalkan gravitasi (meninggalkan bumi) akan dibelokan dan terurai karena adanya perbedaan tekanan udara, seperti halnya cahaya ketika dilewatkan pada sebuah prisma. Disini tidak ada energi yang hilang.
Di dalam fisika, cahaya atau gelombang elektromagnetik adalah sebuah panjang gelombang tertentu yang dipancarkan dari sumber dengan gravitasi yang lebih kuat, yang terpancar menuju area dengan gravitasi yang lebih rendah. Pengamat akan melihat bahwa panjang gelombang yang diterimanya akan menjadi lebih besar (frekuensi lebih rendah, energi lebih rendah), itu yang disebut fenomena gravitational redshift.
Tetapi jangan buru-buru mengatakan bahwa cahaya tersebut kehilangan energi. Untuk hal yang seperti ini (dalam orde cahaya) kita harus menggunakan hukum relativitas, dan tidak bisa menggunakan fisika klasik.
Fenomena ini mirip dengan ketika ada dua orang, yang satu tinggal di bumi dan satunya naik pesawat dengan kecepatan yang mendekati cahaya. Kedua orang tersebut mengukur panjang sebuah benda yang diam dibumi, hasil yang tampak adalah akan memperlihatkan bahwa hasil pengukuran mereka berbeda. Ini tidak bisa dipahami dengan fisika klasik tapi bisa dipahami menggunakan hukum relativitas.
Pada gravitational redshift tidak ada energi yang hilang, hanya ada perbedaan pengamatan akibat beda tempat, perbedaan tersebut harus dilihat secara relativistik (menggunakan hukum relativitas) jadi tidak ada yang hilang dan tidak ada yang aneh.
Hukum relativitas tidak pernah mengatakan bahwa kita bisa mundur ke masa lampau, itu hanya terjadi pada film fiksi saja. Tetapi menurut hukum relativitas bahwa waktu memang bisa molor tergantung dari posisi pengamatnya. Fenomenanya bisa diamati salah satunya yaitu ketika foton dari cahaya matahari bergerak menuju bumi, waktu menjadi relatif bagi si foton.
Masih di dalam fisika bahwa semua partikel (apapun itu jenisnya) tidak bisa bergerak dengan kecepatan melewati 3 x 10^8 m/s (kecepatan cahaya). Mungkin itu sudah dibatasi oleh yang menciptakan alam ini. Kalau ada partikel yang mampu bergerak dengan kecepatan melampaui kecepatan cahaya persamaan relativitas menjadi tidak terdefinisikan. Jika kita naik pesawat dengan kecepatan 0.75 C relatif terhadap bumi, kemudian kita menembakan peluru pada arah yang sama dengan pesawat dengan kecepatan 0.75 C relatif terhadap pesawat, maka kecepatan peluru terhadap bumi tidak menjadi 1,5 C.
Barangkali itu sebabnya, Allah SWT membuat perumpamaan dirinya dengan Cahaya Maha Cahaya… Sebab cahaya-NYA tidak pernah kehabisan energi dimana pun dan sampai kapanpun. Energi Ilahi sebagaimana tercermin dalam energi dalam hukum fisika, akan kekal abadi sepanjang masa dan kita akan bisa mendapatkannya kapanpun kita inginkan asal punya niat dan kemauan. Mari kita berproses bersama menuju kesempurnaan… Selamat berpuasa Ramadhan.
Sumber : Milis YahooGroups
Sumber : http://www.indospiritual.com
Puasa Ramadhan yang rata-rata terdiri dari 30 hari bisa dibagi menjadi tiga momentum. 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari ketiga. Pada 10 hari pertama kita mengoreksi diri dalam hal KESALAHAN OBYEKTIF mengenai makan dan minum. Kita kuat sesungguhnya bukan karena energi dari makanan dan minuman dan yang benar adalah kita kuat dan segar karena LA HAULA WA LA QUWWATA ILA BIL-LAH. Hakikat energi yang berasal dari makanan dan minuman itu sebenarnya hanya energi yang bisa terjadi atas perkenaan NYA semata.
Saat puasa, badan kita terasa lemah lunglai tiada berdaya. Namun sesungguhnya rasakanlah saat itu justeru muncul energi Ilahi dalam diri. Sama seperti saat bahaya mengancam, tiba-tiba energi kekuatan muncul tiada terduga… Itulah energi Ilahi yang keluar saat kita pasrah total. Tanpa pasrah total, ikhlas atau nrimo kita tidak akan pernah bisa didatangi oleh energi Ilahi. Maka pada saat puasa pula, biasanya merupakan saat terbaik untuk melakukan pemancaran energi Ilahi seperti mendoakan kesembuhan orang lain, kelancaran rezeki dan sebagainya.
Dan sesungguhnya energi Ilahi itu sudah tersimpan di dalam Kitab-NYA berupa ayat-ayat kauniah yang tergelar di alam semesta ini. Tinggal sekarang apakah kita mampu membuka kuncinya atau tidak? INNA QUWWATIH, NAKABAN NATAH KITABAN NATAH.. WA INNAMA AMRUHU IDZA ARODA SYAI’AN AN YAQULA LAHU KUN FAYAKUN.
Pada 10 hari kedua yaitu hari kesebelas hingga hari kedua puluh bulan Ramadhan, kita koreksi kesalah pahaman mengenai pembuangan tenaga. Bahwa kita tidak lah membuang tenaga melainkan justeru kembali ke NAFSIN WAHIDATIN. Alastu birabbikum, kalu bala syahidna (QS 7:172) yaitu Janji Kawula Gusti.
Dan puncaknya terjadi pada 10 hari ketiga yaitu hari kedua puluh satu hingga selesai bulan Ramadhan yaitu saat terjadinya LAILATUL QADAR. Yaitu teraksesnya ENERGI ILAHI oleh kesadaran ruhani kita seperti 1000 energi cahaya bulan yang menjadi satu dalam satu momentum beserta kepastian Furqoni 82 tahun yaitu energi LA ILAHA ILAL-LAH.
Allah SWT yang menganugerahkan energi pada manusia agar dengan energi yang dimilikinya itu dia memiliki sedikit kuasa untuk berusaha dan berbuat. Namun perlu diingat bahwa kuasa dan upaya tersebut tentunya hanya "pinjaman" yang akan "kembali" kepada Yang Punya Kuasa.
Menyelami makna LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH (Tiada daya dan upaya melainkan dengan bantuan Allah) dalam dirinya. Ungkapan tauhid ini mengandungi rahasia bahwa Tuhanlah yang Memiliki Semua Energi di alam semesta ini. Tiada satu pun energi kecuali berada di dalam kekekalan energi-NYA.
Kita makan dan minum untuk mencari sumber tenaga. Sumber tenaga dari makan dan minuman yang kita konsumsi sesungguhnya berasal dari tanaman, tumbuhan dan hewan. Mereka mendapat energi dari rantai makanan lain begitu seterusnya hingga akhirnya bermuara pada satu sumber energi yang tidak berasal dari sumber energi lain, yaitu Energi Ilahi.
Mereka yang tenggelam dalam lautan penyaksian wahdah (kesatuan sifat-sifat Allah) pasti menghayati bahwa manusia dan seluruh alam ini tidak pernah terlepas daripada kekuasaan Allah SWT. Maka, dia merasa harus menghambakan dirinya dan memilih untuk mentaati-Nya.
Tidak mudah untuk menemukan rumusan rahasia ini. Kita bisa berteori namun umumnya belum sampai pada pemahaman yang sesungguhnya. Mata, telinga dan hati kita masih terhijab dan hakikat hukum kekekalan energi Allah SWT belum mampu kita temukan. Kita masih menganggap bahwa yang berperanan dalam memberi manfaat dan menolak kemudaratan adalah dirinya sendiri dan makhluk-makhluk di sekitarnya.
Kita yang lalai itu terhijab dengan perbuatan Allah (af’aal) melalui makhluk-makhlukNya (infi’al) sehingga gagal menghayati makna sebenar wujud seluruh makhluk. Kita terhijab dalam kepompong hukum sebab akibat sehingga tidak dapat menghayati konsep qudrat (kekuasaan), iradah dan ilmu Allah.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada kita sebagai berikut: KUNCI SEBENARNYA MENGAKSES ENERGI ILAHI YAITU MENGAKUI KEKUASAAN ALLAH SWT DENGAN CARA MENGAKUI KELEMAHAN DIRI DI HADAPAN-NYA SEBAGAIMANA MUSA AS YANG TERSUNGKUR DI BUKIT SINAI. ATAU BERSUJUDNYA SEORANG MUSLIM DENGAN SUNGGUH SUNGGUH SUJUD SAAT SHOLAT. KEYAKINAN INI JIKA DITERJEMAHKAN DALAM DIRI SESEORANG MAKA DIA AKAN MENGHADAPI KEHIDUPAN INI DENGAN PENUH KEPASRAHAN, NRIMO, IKHLAS, KETERGANTUNGAN HATI HANYA KEPADA-NYA TANPA RASA KEBIMBANGAN SEDIKITPUN.
Apa yang dia laksanakan adalah apa yang dituntut oleh Allah. Mereka tidak perlu risau soal hasil karena sudah ada jaminan kepastian atas dirinya. Namun, tatkala mengetahui bahwa hanya Allah yang Maha Berkuasa dalam kehidupan ini, maka dia pun tidak bermalas-malasan dan sebaliknya akan "berusaha" sekeras mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Allah menugaskan agar kita berusaha dalam rangka menunaikan tugas penghambaan diri. Usaha yang kita lakukan sebenarnya telah diperintahkan oleh Allah dan ini kita lakukan dalam rangka penyempurnaan ibadah. Kita dilarang keras jadi pemalas! Karena kewajiban kita adalah melaksanakan ibadah khusus (syahadat, sholat, zakat, puasa dan sebagainya) dan ibadah umum (mencari rezeki, beramal kebajikan demi kesejahteraan semua makhluk hidup, melestarikan alam sekitar dan sebagainya).
Energi Ilahi Yang Kekal
Ada satu fenomena yang bila kita memikirkannya kita akan menyebut ALLAHU AKBAR.. aneh tapi nyata.. yaitu tentang cahaya. Di dalam QS An Nur 35 menjelaskan: "Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah ibarat misykat. Di dalam misykat itu ada pelita. Pelita itu ada di dalam kaca. Kaca itu laksana bintang berkilau. Dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati. Pohon zaitun yang bukan di timur atau di barat. Yang minyaknya hampir menyala dengan sendirinya walaupun tiada api menyentuhnya. Cahaya di atas Cahaya! Allah menuntun kepada cahaya-NYA, siapa saja yang ia kehendaki. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Sungguh Allah mengetahui segalanya."
Kenapa Allah SWT mengidentifikasikan diri-Nya dengan perumpamaan Cahaya Maha Cahaya? Jawabannya adalah cahaya tidak pernah kehabisan energi.
Ada anggapan sementara kaum ilmuwan di dalam Teori Einstein bahwa cahaya akan kehilangan energinya ketika meninggalkan medan gravitasi yaitu dengan bergeser warnanya ke arah warna merah dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Yang dimaksud kehilangan energinya adalah bukan dalam artian benar-benar hilang, tetapi energinya berkurang dengan mentransferkan energinya menjadi bentuk yang lain.
Cahaya ketika meninggalkan gravitasi (meninggalkan bumi) akan dibelokan dan terurai karena adanya perbedaan tekanan udara, seperti halnya cahaya ketika dilewatkan pada sebuah prisma. Disini tidak ada energi yang hilang.
Di dalam fisika, cahaya atau gelombang elektromagnetik adalah sebuah panjang gelombang tertentu yang dipancarkan dari sumber dengan gravitasi yang lebih kuat, yang terpancar menuju area dengan gravitasi yang lebih rendah. Pengamat akan melihat bahwa panjang gelombang yang diterimanya akan menjadi lebih besar (frekuensi lebih rendah, energi lebih rendah), itu yang disebut fenomena gravitational redshift.
Tetapi jangan buru-buru mengatakan bahwa cahaya tersebut kehilangan energi. Untuk hal yang seperti ini (dalam orde cahaya) kita harus menggunakan hukum relativitas, dan tidak bisa menggunakan fisika klasik.
Fenomena ini mirip dengan ketika ada dua orang, yang satu tinggal di bumi dan satunya naik pesawat dengan kecepatan yang mendekati cahaya. Kedua orang tersebut mengukur panjang sebuah benda yang diam dibumi, hasil yang tampak adalah akan memperlihatkan bahwa hasil pengukuran mereka berbeda. Ini tidak bisa dipahami dengan fisika klasik tapi bisa dipahami menggunakan hukum relativitas.
Pada gravitational redshift tidak ada energi yang hilang, hanya ada perbedaan pengamatan akibat beda tempat, perbedaan tersebut harus dilihat secara relativistik (menggunakan hukum relativitas) jadi tidak ada yang hilang dan tidak ada yang aneh.
Hukum relativitas tidak pernah mengatakan bahwa kita bisa mundur ke masa lampau, itu hanya terjadi pada film fiksi saja. Tetapi menurut hukum relativitas bahwa waktu memang bisa molor tergantung dari posisi pengamatnya. Fenomenanya bisa diamati salah satunya yaitu ketika foton dari cahaya matahari bergerak menuju bumi, waktu menjadi relatif bagi si foton.
Masih di dalam fisika bahwa semua partikel (apapun itu jenisnya) tidak bisa bergerak dengan kecepatan melewati 3 x 10^8 m/s (kecepatan cahaya). Mungkin itu sudah dibatasi oleh yang menciptakan alam ini. Kalau ada partikel yang mampu bergerak dengan kecepatan melampaui kecepatan cahaya persamaan relativitas menjadi tidak terdefinisikan. Jika kita naik pesawat dengan kecepatan 0.75 C relatif terhadap bumi, kemudian kita menembakan peluru pada arah yang sama dengan pesawat dengan kecepatan 0.75 C relatif terhadap pesawat, maka kecepatan peluru terhadap bumi tidak menjadi 1,5 C.
Barangkali itu sebabnya, Allah SWT membuat perumpamaan dirinya dengan Cahaya Maha Cahaya… Sebab cahaya-NYA tidak pernah kehabisan energi dimana pun dan sampai kapanpun. Energi Ilahi sebagaimana tercermin dalam energi dalam hukum fisika, akan kekal abadi sepanjang masa dan kita akan bisa mendapatkannya kapanpun kita inginkan asal punya niat dan kemauan. Mari kita berproses bersama menuju kesempurnaan… Selamat berpuasa Ramadhan.
Sumber : Milis YahooGroups
Sumber : http://www.indospiritual.com
Subscribe to:
Posts (Atom)