My Blog


Wednesday, July 29, 2009

Mari Menyongsong “Training Ramadhan”

E-mail Print PDF
Jadikan bulan Ramadhan mendatang sebagai sarana untuk mendapatkan kekuatan, baik lahir maupun batin. Seolah menjadi tempat training memperkuat spiritual

www.hidayatullah.com--Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta’ala masih mempertemukan kita lewat media yang kita cintai ini. Suhu politik di negeri kita masih terasa cukup tinggi. Kita memohon agar kaum Muslimin senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala marabahaya dan ekses negatif akibat makar orang-orang yang tidak menyukai dakwah Islamiyah, di balik permainan politik ini. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Beberapa bulan ini, bangsa Indonesia disibukkan oleh suatu perhelatan politik bernama pemilihan umum. Meski hasilnya belum maksimal, namun ini adalah bagian dari sebuah proses tarbiyah bagi umat, yang sekaligus berarti sebagai tantangan. Di masa depan kita perlu membuat program yang lebih baik dan variatif, agar semakin banyak umat yang menyadari pentingnya berhati-hati dalam memilih pemimpin. Sosok pemimpin yang diusung, adalah cermin dari komunitas umatnya, yang sekaligus berarti menjadi ukuran sejauh mana tingkat pencapaian program para juru dakwah.

Yang terpenting bagi kita di masa depan adalah, hendaklah kita tetap teguh. Marilah kita semakin merapatkan barisan satu sama lain. Badai boleh saja terus menerjang, namun semangat persaudaraan dan kekompakan wajib dipelihara dan ditingkatkan.

Kita sangat menyadari, betapa pengaruh politik sangat kuat. Saudara-saudara kita di lingkungan Nahdhiyin yang sudah mapan tradisinya saja, terkena dampak. Itu artinya arus pusaran politik yang terjadi tidak kecil. Oleh karena itu, kita memerlukan perahu yang kokoh dengan nakhoda kepemimpinan umat yang cerdik dan terampil. Agar kita semua tetap dalam keseimbangan.

Kita yakin di atas makar manusia ada rekayasa Ilahiyah yang berpihak pada kemenangan Islam. Sedang tugas kita adalah terus bergerak. Jangan sampai berhenti berikhtiar.

Saat ini kita berada dalam suasana menjelang Ramadhan. Marilah kita siapkan diri untuk menerima training di bulan Suci. Jadikan bulan Ramadhan sebagai sarana mendapatkan kekuatan, baik lahir maupun batin; materil maupun spiritual. Pertajamlah akidah di bulan ini dan perdalam di Ramadhan nanti. Jaga dan tingkatkan aspek ibadah, ukhuwah, dan program-program yang dapat memberdayakan ekonomi umat melalui zakat, infak, dan sedekah.

Dengan akidah yang kuat dan tauhid yang kokoh, maka kita akan menjadi sosok pribadi yang tegak dan berkepribadian. Tidak ada hal yang paling dibutuhkan saat ini melebihi sosok pribadi yang berkarakter dan berkepribadian.

Orang yang rapuh pribadinya akan dengan mudah diombang-ambingkan oleh zaman. Banyak orang bingung lantaran pribadinya terbelah, tidak utuh, dan tidak tegak. Dengan ibadah yang baik kita akan menjadi orang yang terpelihara. Melalui ukhuwah kita sebarluaskan kenikmatan dan menjaring kekuatan.

Kita menyadari bahwa pada dasarnya budaya umat Islam itu sudah berjalan, tinggal mengemas dan mengasahnya saja lagi. Sekarang (di bulan Sya’ban) inilah momentumnya. Apalagi saat kita sekarang sedang menghadapi problema demokrasi. Terutama bagi pemimpin-pemimpin spiritual, seperti muballigh-muballigh, para ustadz, kiai, juru dakwah, harus lebih mempertajam komunikasinya dengan Allah. Tingkatkan intensitasnya, perbanyak kesempatannya.

Semoga Allah SWT senantasa mengaitkan hati kita sehingga kelak akan terbentuk sebuah kekuatan yang lebih besar lagi, untuk tegaknya ‘izzul Islam wal Muslimin. Amin.* [Abdurahman Muhammad/SAHID/www.hidayatullah.com]

No comments:

Post a Comment

Silahkan isi Saran dan kritik anda yang membangun. Thanks