MENGETUK PINTU SURGA DENGAN LAPAR
Bismillahir-Rah
maanir-Rahim ... Dalam hadits2 yang sampai kepada kita, Rasulullah Saw adalah
pribadi yang sering kali merasakan lapar.
Dalam Shahih Muslim ‘Umar menceritakan: “Aku pernah
melihat Rasulullah SAW melewati harinya tanpa ada sesuap makanan pun mengisi
perutnya.
Dalam kitab Musnad dan Sunan al-Tirmidzi dari Ibn
‘Abbas menceritakan: “Rasulullah SAW pernah melewati tiga hari dalam keadaan
kelaparan, sementara keluarganya tidak menemukan jamuan malam sekalipun pada
hari-hari itu. Paling barter, roti mereka adalah roti gandum.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Waki’ dari ‘Abd al-Wahidin
Aiman, dari ayahnya, dari Jabir yang menceritakan: “Ketika melakukan penggalian
parit untuk perang Khandaq, Rasulullah SAW merasakan kelelahan dan kelaparan
sampai-sampai beliau mengikat batu pada perutnya untuk menahan lapar.”
14 Abad lalu, sebelum para ahli Kedokteran modern
meneliti secara ilmiah bahwa lapar bisa menyembuhkan berbagai penyakit,
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita agar sering-sering berlapar-lapar
ria
Mengapa Rasul memilih yang demikian (lapar)? Padahal Beliau
pernah ditawari kunci semesta harta simpanan dunia, akan tetapi beliau malah
menampiknya dengan halus. Beliau bersabda: “Aku hanya ingin lapar sehari dan kenyang
sehari. Kalau aku lapar, maka aku menundukkan diri di hadapan-Mu dan
mengingat-Mu. Akan tetapi kalau kenyang akan memuji dan bersyukur pada-Mu.”
Dalam kitab Musnad Al-Harits, Abu Usamah meriwayatkan
dari Anas bahwa Fathimah datang menemui Rasulullah SAW dengan membawa sepotong
roti. Rasulullah Saw bertanya: “Apa ini Fathimah?”
Fathimah menjawab: “Cobalah engkau rasakan saja wahai
ayahku. Karena hari-hari ini aku tidak merasa tenang sebelum membawa sepotong
roti ini kepadamu.”
Rasulullah SAW bersabda; Ketahuilah, ini makanan
pertama yang masuk ke mulut ayahmu selama tiga hari.”
Dari manusia suci yang tidak pernah makan kenyang tiga
hari berturut-turut itu keluar perintah agar kita terbiasa mengetuk pintu
surga. Dengan lapar.
Diriwayatkan pada suatu ketika dalam dialog dengan
istrinya, Siti Aisyah ra, Rasulullah Saw berkata : “Wahai istriku, sering-seringlah
kamu mengetuk pintu surga”
Aisyah tidak segera menjawab. Ia masih bingung.Apa yang
dimaksud dengan ucapan suaminya.
“Mengetuk pintu surga ?” tanya Aisyah seakan ingin
mempertegas ucapan Rasul.
“Ya, benar. Kamu harus sering mengetuk pintu surga ”
jawab Rasulullah.
“Dengan cara apa kami mengetuk pintu surga, sedangkan
kami masih didunia ?” tanya Aisyah.
“Sangatlah mudah caranya. Ketuklah pintu surga dengan
rasa lapar. Karena dengan begitu, setan tidak akan mengganggumu”
“Setan tidak mengganggu kami ?”
“Benar. Seandainya setan tidak berkeliaran di hati anak
cucu Adam niscaya mereka bisa melihat kerajaan langit (temasuk surga) “Jawab
Rasul.
Sebelum Aisyah bertanya lagi, Rasulullah SAW menimpahi,
“Sesungguhnya Setan masuk ke tubuh anak Adam melalui jalan darah. Maka
persempitlah aliran darah itu dengan rasa lapar.”
Dari sisi kesehatan terbukti bahwa menahan lapar
apabila dilakukan secara benar (berpuasa), ternyata dapat mengendalikan
berbagai jenis penyakit seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol tinggi, maag
hingga kegemukan. Dengan menahan lapar (berpuasa) maka organ vital ini dapat
istirahat selama 14 jam. Saat kita menahan lapar karena Puasa akan dapat
mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah. Apabila kadar gula darah
turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati mulai kita
gunakan.
Lapar yang kita rasakan di siang hari pada saat
berpuasa sesungguhnya merupakan anugerah dari Allah sebagai bentuk penyempitan
gerak syetan, karena syetan beredar pada diri anak Adam melalui peredaran
darah, seandainya saja syetan tidak mengelilingi kalbu anak cucu Adam, maka
sesungguhnya anak cucu Adam bisa melihat kerajaan langit, dengan puasa inilah
dapat menghancurkan syahwat.
Puasa Ramadhan hakekatnya bukan sekedar menahan lapar,
tapi lebih dari itu yaitu meninggalkan seluruh sifat tercela keakuan, keegoisan
diri yang bermuara pada nafsu pribadi, sehingga ia bisa benar-benar merasakan
”rasa laparnya kaum dhuafa”, serta dibalik semua itu ia juga bisa benar – benar
mengekang dari segala keinginan nafsu pandangan, lisan, pendengaran, maupun
perilakunya serta lintasan fikir dan bisikan hati dari segala sifat sombong,
hasud, dan dengki.
Namun demikian, kita harus berhati – hati jangan sampai
termasuk dalam kelompok yang oleh Rasulullah Saw disebut puasa yang sia-sia,
yang hanya akan memperoleh lapar dan dahaga.
Rasulullah Saw bersabda, “Betapa banyak orang berpuasa
yang tidak mendapatkan sesuatu, kecuali lapar dan dahaga saja!” (HR. an Nasa’i,
Ibnu Majah).
Marilah kita semaksimal mungkin mengikuti perintah
Rasulullah Saw, untuk sering-sering mengetuk pintu Surga, dengan lapar (puasa).
Semoga Allah Swt kelak membukakan pintu Surga-Nya yang
bernama Ar Rayyan, yang khusus Allah sediakan untuk orang yang berpuasa, bagi
kita semua dan juga anak2 keturunan kita yang saat ini mengetuk-ngetuk pintu
Surga dengan lapar karena menjalankan ibadah puasa. Aamiin Yaa Rabbal Alamin
Wallahu a’lam bissawab
Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali
sayyidina Muhammad
Baraka Allah fikum. Aamiin
Waallohua’lam ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
sumber : http://wahyumanangkasi.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Silahkan isi Saran dan kritik anda yang membangun. Thanks